Home
/
Sport

Kejelian Indra Sjafri di Balik Kemenangan Timnas U-19 atas Vietnam

Kejelian Indra Sjafri di Balik Kemenangan Timnas U-19 atas Vietnam
Okky Ardiansyah08 July 2018
Bagikan :

Tak salah memosisikan Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-19 sebagai unggulan di Piala AFF U-18 2018. Sebab, ketika dua senjata utama mereka diredam, yakni penguasaan bola dan umpan-umpan pendek, kaki-kaki 'Garuda Nusantara' masih dapat membidik gawang lawan. 

Laga keempat Grup A di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Sabtu (7/7/2018), tak cuma menyoal keberhasilan Timnas U-19 menjejak babak semifinal seusai menang 1-0 atas Vietnam, tetapi juga mengenai reaksi dan kejelian Indra Sjafri dalam melakukan transformasi. 

Koneksi Timnas U-19 yang Dimatikan Vietnam

Vietnam sadar betul bahwa sumber alur distribusi Timnas U-19 berasal dari lini tengah. Untuk menyumbatnya, pasukan Hoang Anh Tuan ini menerapkan pressing agresif dan garis pertahanan tinggi. 

Vietnam tak membiarkan tiga gelandang Timnas U-19 —M. Lutfhi, Syahrian Abimanyu, dan M. Rafi Syahrahil— mendapatkan suplai bola yang baik dari lini belakang. Pemain Vietnam langsung menekan dan menutup area umpan gelandang Timnas U-19 yang menguasai bola. 

Selain itu, Vietnam berupaya meminimalkan ruang yang bisa dimanfaatkan pemain Timnas U-19 lainnya untuk menjadi jembatan antar lini dengan memadupadankan penjagaan zona dan penjagaan orang per orang. Dengan begitu, Vietnam dapat mengurangi intensitas distribusi Timnas U-19 ke lini depan. 

Sebenarnya reaksi Timnas U-19 untuk memecah kebuntuan cukup tepat. Indra Sjafri menginstruksikan Lutfhi untuk menyejajarkan diri dengan dua bek tengah, Nurhidayat dan Kadek Raditya.dan menginisiasi serangan dari kedalaman dengan melepaskan umpan panjang ke teritorial Vietnam. 

Namun, cara tersebut tak banyak mengubah keadaan. Sebab, Timnas U-19 tak memiliki pemain yang unggul secara postur untuk memantulkan bola ke tepi lapangan di garda terdepan. Hanis Saghara, Witan Sulaiman, dan Feby Eka Putra cukup cair untuk membuka ruang dan menyisir tepi lapangan, tetapi pertahanan Vietnam kokoh dan padat.

Timnas U-19 bermain sabar dan tenang. Mereka memainkan bola di lini pertahanan sendiri untuk menarik pertahanan Vietnam sekaligus memberi waktu kepada pemain lain mencari ruang. Akan tetapi, hal itu tak membikin pertahanan Vietnam renggang dan alur distribusi lancar. 

Di pertengahan babak pertama, Feby sempat diinstruksikan untuk bermain lebih ke dalam. Dia selalu mendakati pemain belakang Timnas U-19 yang memegang bola. Apabila bola berada di area tengah, Feby mendatanginya. Sementara kalau bola dikuasai oleh pemain sayap, pemain Bali United ini akan kembali ke tempatnya --sayap kiri. 

Preview

Berkat koneksi yang diciptakan Feby, alur distribusi Timnas U-19 kembali berjalan. Ini penting mengingat dengan gaya permainan Timnas U-19 yang berdasarkan pada penguasaan bola dan umpan-umpan pendek, alur distribusi dari lini tengah mesti hidup. 

Namun, Vietnam menerapkan tactical foul untuk kembali menyumbat aliran bola Timnas U-19. Pemain Vietnam tak ragu menghentikan pemain Timnas U-19 yang menguasai bola dengan 'kotor' sejak area tengah. Dengan cara tersebut, alur distribusi Timnas U-19 yang mulai hidup kembali mati. 

Keberhasilan Vietnam mematikan Timnas U-19 dapat dilihat dari statistik yang disitat LabBola. Sepanjang 45 menit pertama pertandingan, penguasaan bola Timnas U-19 menyentuh 68%, tetapi Nurhidayat cs cuma bisa melepaskan satu upaya tembakan. Nahas, satu-satunya upaya tersebut tak mengarah ke gawang. 

Menghidupkan Koneksi Lewat Transformasi

Memasuki babak kedua, Indra melakukan perubahan. Eks pelatih Bali United itu menarik keluar Lutfhi dan memasukkan Todd Rivaldo Ferre. Masuknya Valdo —demikian Todd biasa disapa— membuat formasi menyerang Timnas U-19 berubah dari 4-1-2-3 menjadi 4-2-1-3. 

Valdo sendiri ditugaskan untuk menopang tiga pemain depan. Sementara, Syahrian dan Rafi bermain lebih kedalam untuk menjaga keseimbangan dan menginisiasi serangan.

Perubahan tersebut memang tak langsung berdampak terhadap alur distribusi. Akan tetapi, perubahan itu membuat permainan Timnas U-19 semakin membaik. Valdo yang berperan sebagai gelandang serang dalam praktiknya mendapatkan keleluasaan untuk bergerak.

Preview

Sama seperti pertandingan sebelumnya, Valdo bergerak ke sana-sini guna membuka ruang dan menjalin kombinasi di sepertiga pertahanan lawan. Namun, dalam laga ini, tugas Valdo bertambah. Dia diinstruksikan untuk  bermain lebih ke dalam dan melakukan apa yang dilakukan Feby pada babak pertama: Menghidupkan koneksi di lini tengah.

Yang menjadi pembeda antara Valdo dan Feby adalah kualitas individu. Jika Feby pandai menusuk dari tepi lapangan, Valdo dapat melakukan penetrasi di segala penjuru. Jika Feby bisa dihentikan dengan cara 'kotor' oleh pemain Vietnam, Valdo tidak. Eks pemain Persipura U-19 itu pandai menggiring bola dan melewati lawan-lawannya sampai ke dalam kotak penalti. 

Lihat saja proses terciptanya gol Timnas U-19 yang diciptakan oleh M. Rafli Mursalim di menit ke-80. Valdo dengan kepercayaan diri yang tinggi menggiring bola sejak area tengah lapangan dan mengelabui satu per satu pemain belakang lawan dengan sempurna. Ketika sudah berada di kotak 16, Valdo meliuk-liuk sebelum akhirnya melepaskan tembakan. 

Bola yang meluncur kencang membentur mistar gawang. Beruntung bola liar dapat disambar Rafli.

***

Pada akhirnya, kemenangan Timnas U-19 atas Vietnam menyoal kejelian Indra dan kualitas Valdo. 

Apabila ditilik lebih detail lagi, hasil tersebut tak lepas dari mental bertanding Timnas U-19 yang semakin matang. Itu terlihat dari tekanan konstan yang mereka lakukan.

populerRelated Article