Kaleidoskop 2022: Raksasa Teknologi Pun Tak Luput Dari Badai PHK
Ilustrasi foto: Venti Views/Unsplash
Uzone.id – Tak hanya startup dan perusahaan teknologi lokal yang harus struggle sepanjang 2022, perusahaan raksasa mendunia juga harus memutar otak untuk mempertahankan bisnisnya.
Mulai dari memangkas biaya ‘liburan’ para karyawan, memberhentikan perekrutan, dan yang paling cukup parah adalah melakukan PHK. Hampir kebanyakan dari perusahaan ini menyebut kalau mereka sudah mulai merasakan imbas dari melambatnya laju perputaran ekonomi global.Maka dari itu, strategi pemangkasan karyawan menjadi cara mereka untuk mempersiapkan diri menghadapi tahun 2023. Perusahaan apa saja yang sudah melakukan PHK sepanjang 2022? Berikut list nya.
Netflix
Awal tahun 2022 jadi tahun yang cukup pahit buat Netflix. Setelah kehilangan 200 ribu pelanggan, Netflix juga harus memutar otak agar pendapatannya tetap stabil, salah satunya dengan memberhentikan karyawannya di AS.
Sekitar satu bulan setelah kehilangan 200 ribu penggunanya, Netflix memberhentikan sekitar 150 staf karena penurunan pendapatan perusahaan.
Selanjutnya, di bulan Juni Netflix juga harus kembali memangkas jumlah karyawan mereka sebanyak 300 orang.
Baca juga: Kaleidoskop 2022: Startup Indonesia yang Terkena Badai PHK
Netflix juga memberhentikan puluhan kontraktor serta pekerja paruh waktu disaat sedang hangat-hangatnya kabar kalau mereka kehilangan sekitar 200 ribu pelanggan.
Ketika pandemi Netflix memang merekrut lebih banyak pekerja dan hingga saat ini diketahui memiliki sekitar 11.300 karyawan di seluruh dunia. Pemberhentian ini mewakili sekitar 1 persen tenaga kerja globalnya dan kebanyakan berbasis di Los Angeles.
TikTok
Di 2022, Platform populer ini telah memangkas 100 karyawannya di beberapa negara. Beberapa karyawan TikTok telah kehilangan pekerjaan mereka, sementara karyawan lainnya diminta untuk bersiap-siap bertemu dengan departemen SDM. k
Kabarnya, kebijakan PHK ini akan berlaku untuk karyawan TikTok di seluruh dunia.
Di Eropa, karyawan TikTok diberi peringatan kalau posisi mereka sedang dalam resiko dan diminta untuk melakukan pertemuan dengan tim HR dalam beberapa minggu mendatang.
Selain itu, TikTok juga melakukan PHK karyawan di Rusia mengingat adanya pemblokiran akses TikTok di Rusia oleh sang presiden.
Spotify
Spotify juga menjadi perusahaan selanjutnya yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 5 persen karyawannya. Kejadian PHK ini berkaitan dengan dihentikannya 11 podcast orisinal buatan Spotify.
Melansir dari TechCrunch, kabar ini sudah dikonfirmasi oleh pihak Spotify sendiri dan belum ada komentar atau penjelasan apapun dari platform streaming musik asal Swedia tersebut.
Meta
Induk perusahaan Instagram, WhatsApp, dan Facebook juga tak luput dari tren PHK Massal, tak tanggung-tanggung perusahaan besutan Mark Zuckerberg ini memangkas 11 ribu karyawan dari perusahaan mereka. Total keseluruhan yang di PHK adalah 13 persen dari keseluruhan karyawan induk Facebook dan Instagram ini.
Dalam pengumumannya, Zuckerbeg juga mengatakan kalau platform Meta harus lebih ramping dan juga efisien. Selain memangkas karyawan, Meta juga akan memotong pengeluaran dan memperpanjang pembekuan perekrutan hingga kuartal pertama 2023.
Amazon
Tren PHK besar-besaran ikut menghinggapi raksasa teknologi milik Jeff Bezos, Amazon.
Perusahaan teknologi yang bergerak di e-commerce hingga platform streaming ini memangkas 10 ribu karyawannya.
Baca juga: Resesi di Depan Mata, Wejangan Kominfo untuk Startup: Jangan Asal PHK
Jumlah karyawan Amazon di seluruh dunia mencapai 1,5 juta orang, dan pemangkasan ini akan berdampak ke 0,7 persen karyawan Amazon di semua sektor, mulai dari divisi ritel, sumber daya manusia dan juga divisi produk perusahaan, termasuk produk asisten suara Alexa.
Salah satu peristiwa PHK massal yang cukup menggemparkan selama 2022 ini adalah PHK karyawan Twitter oleh bos baru mereka, Elon Musk.
Salah satu keputusan Musk yang bisa dibilang awal dari kondisi kritis Twtter saat ini adalah ketika ia memutuskan untuk memangkas lebih dari 50 persen karyawan, ditambah Musk juga memangkas hampir 5 ribu karyawan kontraknya.
Tak hanya sampai disitu, Twitter juga harus rela kehilangan hampir 90 persen karyawan karena adanya tindakan resign massal sebagai buntut dari kebijakan Elon Musk yang ingin mereka bekerja secara ‘palugada’.
Cisco
Raksasa teknologi yang bergerak di bidang telekomunikasi dan berbasis di San Jose ini juga memberhentikan lebih dari 4000 karyawan. PHK yang berdampak pada 4100 pekerja ini mewakili sekitar 5 persen dari keseluruhan jumlah pekerja di seluruh dunia. Saat ini, Cisco memiliki 83 ribu karyawan.
Dikutip dari Kron4, dalam sebuah transkrip Earnings Call Cisco Q1 2023, Chief Financial Officer Cisco Scott Herren menyebut langkah tersebut sebagai langkah “rebalancing” atau penyeimbangan kembali.
Xiaomi
Produsen smartphone Xiaomi juga melakukan setidaknya 2 kali PHK di tahun 2022. Pada Agustus lalu, sebanyak 900 lebih karyawan Xiaomi dilaporkan diberhentikan perusahaan menyusul adanya krisis ekonomi serta inflasi global yang kini terjadi.
Baca juga: Resesi 2023, Industri Digital dan Pusat Data Bakal Jadi ‘Tulang Punggung’
Jelang akhir tahun 2022, PHK di perusahaan ini juga berdampak pada kurang lebih 15 persen karyawan perusahaan, yang mana saat ini Xiaomi memiliki sekitar 35.314 staf per 30 September 2022, dimana 32 ribu diantaranya berada di wilayah China.
OYO
Startup hotel OYO juga melakukan PHK terhadap 600 karyawan atau sekitar 10 persen dari total karyawannya (3700 karyawan) menyusul meningkatnya kerugian perusahaan beberapa waktu terakhir.
Langkah pemangkasan karyawan yang dilakukan OYO ini diklaim sebagai bagian dari perubahan luas pada struktur organisasi mereka.