Home
/
News

Jokowi Ingin Unpad Punya Fakultas Media Sosial

Jokowi Ingin Unpad Punya Fakultas Media Sosial

Susetyo Prihadi12 September 2017
Bagikan :

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan orasi ilmiah dalam peringatan Dies Natalis ke-60 Universitas Padjadjaran yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata, Dipatiukur, Kota Bandung, Senin (11/9/2017). 

Dalam orasinya, Presiden membahas tentang perkembangan media sosial yang mampu melakukan perubahan cepat di segala aspek.

Untuk itu, dia meminta kepada instansi pendidikan terutama perguruan tinggi agar menyiapkan fakultas atau jurusan yang berkaitan media sosial. 

"Saya ingin perguruan tinggi, terutama Unpad, ikut mengantisipasi perubahan yang sangat cepat ini. Kenapa di universitas-universitas tidak ada fakultas sosial media," ujar Jokowi, Senin siang.

(Baca juga: Jokowi: Saya Banyak Terima Aduan Masyarakat Gara-gara Raisa Menikah )

Jokowi menjelaskan, saat ini media sosial sangat berpengaruh dalam bidang politik serta bidang ekonomi. Menurut presiden, jurusan-jurusan di Fakultas Sosial Politik yang masih didominasi oleh jurusan-jurusan konvensional yang sama sekali tidak menjangkau media sosial.

"Lanskap ekonomi dan lanskap politik akan berubah. Unpad Harusnya punya fakultas media sosial, jurusan meme, atau animasi. Kenapa tidak, karena ke depan itu yang kita hadapi. Sekarang boleh kita tertawa," ujar Jokowi disambut tawa para undangan. 

Di bidang ekonomi, Jokowi mengatakan, jurusan manajemen, akutansi dan manajemen pembangunan masih mendominasi. Padahal, ekonomi saat ini sudah mulai gaya hidup perekonomian masyarakat.

"Fakultas ekonomi itu seharusnya ada jurusan logistik, manajemen retail atau manajemen online store? Kalau tidak, kita akan kalah dengan negara-negara lain," tuturnya. 

Tidak hanya efek positif, perubahan cepat yang dibuat media sosial dalam perekonomian global juga membawa dampak negatif yang perlu diantisipasi oleh perguruan tinggi.

"Karena perubahan yang sangat cepat ini, di sebuah negara yang saya tidak mau sebut namanya toko-toko dan mal 30 persen tutup karena pembeliannya sudah dengan online. Berapa tenaga kerja yang menganggur. Karena online lebih murah lebih cepat, tidak perlu ke toko," ungkapnya.

Sumber artikel: Kompas.com

populerRelated Article