Joko Anwar Menantang Dirinya Lewat Film Gundala
Joko Anwar bisa terbilang merupakan sutradara yang mampu menghasilkan film-film yang sukses di pasaran. Salah satunya adalah film bergenre horor 'Pengabdi Setan' yang rilis tahun 2017 lalu. Tidak hanya tayang di Indonesia, tapi film tersebut sampai diputar di luar negeri. Film yang sudah ditonton lebih dari 4,2 juta penonton ini juga masuk box office di Hong Kong, Singapura, dan Meksiko.
Tahun ini, Joko kembali berkarya. Ia menyutradarai film yang diangkat dari komik populer Indonesia, 'Gundala Putra Petir'. Rencananya, film ini akan dirilis pada pertengahan tahun 2019.Ia mengaku sudah membaca komik karangan Harya Suraminata atau Hasmi saat masih kecil. Ditambah dengan faktor kepopuleran komik 'Gundala Putra Petir' yang dirilis pertama pada tahun 1969, membuat Joko mengangkatnya dalam bentuk layar lebar. Sosok Gundala menurutnya, tidak hanya menarik sebagai superhero, tapi kehidupannya juga layak untuk dikulik lebih dalam.
Berbeda genre dengan film sebelumnya, ternyata sutradara kelahiran 3 Januari 1976 ini tidak ingin nyaman dalam satu genre. Karena menurutnya, jika seorang kreator mulai merasa nyaman dengan pekerjaannya itu, dapat berakibat kreativitas berhenti. Selain itu, ia tidak ingin orang melabeli dirinya sebagai sutradara yang berhasil dalam satu genre saja.
"Karena aku berusaha untuk tidak membuat film yang sama dalam waktu yang berdekatan, supaya tidak masuk ke dalam zona yang nyaman. Mencoba untuk men-challenge diri aku sendiri, meng-handle proyek yang beda dari satu film, ke film lain," kata Joko saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (4/4).
Kesulitan dirasakan oleh Joko dalam memproduksi film 'Gundala'. Hal ini terutama dari sisi teknis dan estetika. Apalagi, film 'Gundala Putra Petir' pernah digarap sutradara Lilik Sudjio pada tahun 1982, dengan latar lokasi di Jakarta. Kala itu, film tersebut dibintangi aktor Teddy Purba, Ami Prijono, dan W.D. Mochtar.
Namun, Joko memiliki cara tersendiri agar Gundala versi dirinya tetap terasa segar tanpa mengubah akarnya. "Tanpa men-spoiler ceritanya ya, jadi mulai dari karakter, cerita, kita bikin relevan dengan Indonesia sekarang, based on reality. Mungkin itu kata kuncinya. Karena di film 'Gundala' ini yang kami tawarkan ke penonton adalah cerita yang kuat, karakter yang kuat, dan tema yang relevan dengan Indonesia," tuturnya.
Film yang akan mulai proses produksi pada akhir Agustus mendatang akan menceritakan asal usul Gundala mendapatkan kekuatan. Sukses dengan film sebelumnya, diakui Joko menjadi beban tersendiri bagi dirinya.
"Tentunya beban lebih berat, karena aku ingin film terakhir aku, film terbaik aku. Jadi, setelah aku bikin satu film, aku enggak mau tidak berhasil dari film yang sebelumnya," imbuhnya.