Home
/
Entertainment

Gemparkan Dunia Maya, Mari Mengenal Lebih Intim Dokter Indah Kusuma

Gemparkan Dunia Maya, Mari Mengenal Lebih Intim Dokter Indah Kusuma

Eva Nuroniatul Fahas03 September 2017
Bagikan :

Menggapai mimpi sebagai dokter atau fokus jadi penyanyi? Kenapa tidak dua-duanya? Hal itu yang tengah dijalani Indah Kusuma (23), mahasiswa kedokteran yang tengah menjalani jenjang koas (dokter muda) tetapi juga serius menekuni hobi menyanyi.

Keduanya cukup bertolak belakang. Profesi dokter khas dengan ilmu sains medis. Sebagai penyanyi Indah juga harus bisa luwes.

”Justru saya ingin menegaskan, profesi dokter tidak sekaku itu kok. Kami bisa juga melakukan hal lain, bisa luwes juga, santai dan open minded (berpikiran terbuka),” ujarnya.

Menjalani fase dokter muda dikenal sebagai tahapan pertama mahasiswa kedokteran sebelum disahkan sebagai dokter. Jadwal yang padat, aturan yang ketat, berjibaku dengan tes dan ujian, menjadi dinamika para calon dokter untuk menimba pengalaman. Indah pun begitu.

Rabu 30 Agustus 2017 sore, Pikiran Rakyat berkesempatan mewawancarai Indah Kusuma setelah waktu dinasnya rampung di RS Dustira Kota Cimahi. Kendati merasa lelah, semangatnya tak luntur. Dalam bincang-bincang kami selama sejam, rona wajah yang sempat kelelahan berubah antusias saat Indah menceritakan mimpi dan harapan besarnya.

Preview

Sejak kecil, menjadi dokter selalu jadi impian anak kedua dari tiga bersaudara ini. Tak heran saat ada tawaran mengikuti program PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan) Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani di sekolahnya ia tak ragu untuk mengambilnya.

”Awalnya coba-coba karena penasaran. Tidak berharap banyak karena PMDK FK Unjani dikenal cukup sulit, terutama psikotes-nya. Ternyata lulus. Sejak saat itu memang tidak terpikir untuk kuliah ke mana-mana lagi,” ujar alumnus SMAN 5 Bandung itu.

Agar lolos program PMDK bukannya tanpa tantangan. Dituturkan Indah, salah satu yang menantang adalah nilai akademik (rapor) selama 5 semester di SMA. Apakah dengan demikian Indah selalu juara kelas?

”Ah tidak juga. Tapi memang nilai-nilai saya selalu masuk dengan kriteria kelulusan untuk PMDK. Meski saya masuk IPA, tapi yang saya senangi hanya biologi, lainnya harus kerja keras dulu belajarnya,” katanya diikuti senyum.

Mata pelajaran biologi disenangi Indah karena membuatnya banyak bersyukur atas karunia Tuhan. Terutama tentang mata, bagaimana organ yang begitu kecil punya peran penting dalam kehidupan manusia. Ketika masuk kuliah, semakin sulit mata kuliah yang harus ditempuh, minat belajar Indah semakin menggelora.

Menjalani koas juga dirasakan Indah sebagai fase yang berat. Ia harus ”magang” bersama dokter di beberapa stase, seperti obgyn, jiwa, anak, dan sebagainya. Pengalaman terbaiknya, saat memasuki stase mata. Indah harus mengikuti dokter spesialis mata saat melakukan pembedahan.

”Ibu saya bekerja di farmasi RS Mata Cicendo Kota Bandung. Jadi sudah terbiasa dengan perihal kesehatan mata. Ini yang mendorong saya ingin meneruskan karier sebagai spesialis mata. Cita-cita yang masih harus diwujudkan suatu saat nanti,” ujar gadis manis pemilik tahi lalat di dagu kiri ini.

Senandung semangat

Banyaknya harapan besar yang ditanamkan tak membuat Indah terbebani apalagi depresi. Justru, ia semakin terlecut. Ia juga yakin akan mampu mewujudkan mimpinya dari kerja keras hasil keringatnya sendiri.

Indah mengaku ”sudah berkarier” sejak duduk di bangku SMP. Lulusan SMPN 1 Bandung ini sempat mengikuti les modelling sehingga mumpuni sebagai model paruh waktu. Berlanjut di bangku SMA, kariernya perlahan merambah dunia hiburan.

”Tapi saya diingatkan orangtua agar tetap fokus pada sekolah. Soal karier di dunia entertainment hanya selingan, hobi, kalau sedang libur. Hasilnya ternyata memuaskan. Saya bangga sudah bisa punya uang sendiri sejak sekolah. Ini membuat saya cukup mandiri,” katanya.

Karena sudah terbiasa mencukupi kebutuhan hidup sendiri, ia menjadi segan jika meminta biaya pada orangtua. Untuk kuliah kedokteran, sangat terbantu dengan beasiswa. Di fase dokter muda ini, perjuangannya semakin menantang.

”Karena kalau mau koas harus bayar sendiri. Tidak murah, hehe. Jadi, selain fokus koas saya juga harus semangat mengumpulkan penghasilan,” katanya.

Di industri hiburan, namanya memang tak begitu melesat jauh. Ia menapaki anak tangganya satu demi satu untuk dapat bertahan. Menjalani kegiatan sebagai bintang iklan, bahkan sempat bermain dalam serial televisi. Di tahun 2012 ia sempat masuk dalam 15 besar finalis Miss Indonesia dan meraih predikat ”Miss Beauty with Purpose”.

Nama ”Indahkus” semakin berkibar saat dua tahun lalu ia serius menekuni hobi menyanyinya. Suara merdunya memang kerap dibagi di media sosial saat ia sering meng-cover lagu-lagu. Pengalamannya didulang sejak remaja karena sempat membuat band dan juga jadi anggota vokal grup sekolah.

Tepatnya, 1,5 tahun lalu single pertamanya dirilis, berjudul ”Jangan Lihat Tangisku”. Itu dapat dikatakan proyek menyanyi Indah yang benar-benar mandiri. Mengaku lebih nyaman bernaung di label indie, ia merilis debutnya nyaris semua sendiri.

Ia menggubah lagu, menciptakan lirik, membuat story line untuk video clip dengan dibantu teman-teman dekatnya. ”Untuk promo juga banyak dikerjakan sendiri. Sekarang cukup banyak tawaran untuk manggung off air dan mengundang saya menyanyi. Saya biasa nyanyi di pensi-pensi (pentas seni) sih,” ujar perempuan keturunan Sulawesi dan Semarang ini.

Menyanyi dikatakan Indah selalu membawa mood baik baginya. Oleh karena itu, ia cinta menyanyi. Ketika kecil ia juga sempat mengikuti les piano sehingga membuatnya semakin intim dengan musik. Genre pop ballad disebut sebagai identitas suaranya, namun ia tak menutup telinga dari genre lain.

”Semuanya saya dengerin. Istilahnya rock sampai Kpop. Bagus kan, jadi banyak pengetahuan,” tutur Indah Kusuma.

Menyanyi juga membawa Indah ke banyak tempat jauh yang belum pernah ia kunjungi. ”Selalu menyenangkan saat tampil menyanyi di panggung. Saat travelling itu, banyak hal yang bisa diketahui, mulai dari budaya setempat hingga kuliner. Aslinya, saya itu senang makan, semua makanan saya suka. Tapi menu bebek paling favorit. Jadi di riders (permintaan talent) saya, menu bebek harus selalu ada,” katanya.

Oleh karena itu, wanita kelahiran Padang, 9 April 1994 ini menegaskan akan serius bernyanyi setelah masa koasnya rampung, sekitar satu tahun lagi. Indah senang menyanyi, menyenandungkan banyak perasaan. Sekaligus harapan, karena dari sanalah ia berjalan wujudkan mimpi.

Suka Duka Jadi Duta Layad Rawat

”Nama ’Indah Kusuma’ itu rasanya nama sejuta umat deh. Ada banyak sekali perempuan yang bernama Indah Kusuma. Saat membuat akun media sosial, saya sempat bingung karena banyak sekali yang sudah pakai. Ketika coba-coba, hanya nama ’Indahkus’ yang belum ada. Ya sudah, itu yang saya pakai di semua akun media sosial. Tapi ada hokinya juga, lama-lama malah jadi nama panggung. Orang kenal saya dengan nama Indahkus,” katanya.

Aktivitas di media sosial pula yang membuat nama Indahkus menguat. Ia mulai sering mendapat tawaran kesempatan dan pekerjaan lewat media sosial. Salah satunya, menjadi seorang duta.

Selain duta sebuah merek produk kecantikan, tahun ini wajah dan namanya semakin lekat di ingatan warga Bandung karena perannya sebagai duta sebuah program layanan kesehatan.

Agustus lalu, Program Layad Rawat hadir. Sebuah program layanan kesehatan dengan prinsip ”jemput bola”. Selama ini masih banyak warga yang kesulitan mendapat layanan kesehatan karena tingkat ekonomi rendah sehingga tidak sanggup mendatangi fasilitas kesehatan. Juga karena pasien yang menderita sakit berat dan kondisi tubuhnya tidak memungkinkan untuk beranjak keluar rumah.

Untuk itulah layanan Layad Rawat hadir untuk melayani kesehatan pasien langsung dari rumahnya. Program ini juga didampingi dengan diluncurkannya Ambulans Motor yang akan mampu menjangkau lokasi lebih luas.

”Ambulans Motor bisa lebih efektif karena bisa pungkal-pengkol masuk hingga ke gang-gang rumah warga,” ujar Indah Kusuma yang didaulat oleh Pemkot Bandung sebagai Duta Layad Rawat.

Menurut dia, awal mula keterlibatannya dalam program ini adalah ketika Kang Emil memuat foto dia beserta cikal bakal program Layad Rawat di akun media sosial Wali Kota Bandung tersebut. Setelah melalui perbincangan, Indah pun digandeng untuk menjadi duta resmi program ini.

Memberi penjelasan

Banyak orang yang kemudian menjadi salah paham dengan peran Indah sebagai duta Layad Rawat. Ia dinilai belum pantas untuk merepresentasikan program tersebut karena statusnya belum sah sebagai dokter.

Warganet pun tak sedikit yang mengungkapkan ketidakpuasannya di akun media sosial Indah. Paham akan risiko dari perannya itu, Indah sering memberi penjelasan di akun media sosial dan juga dalam setiap kesempatan wawancara mengenai tugasnya sebagai duta.

”Saya hanya sebagai duta program. Saya diajak untuk ikut mengenalkan dan mempromosikan layanan kesehatan Layad Rawat. Pada praktiknya, saya tidak terjun ke lapangan. Karena tetap harus dokter langsung yang menangani pasien. Ada pun bila saya hadir di rumah pasien, itu peran saya sebagai duta program,” tutur Indah Kusuma.

Terganggukah Indah dengan hal ini? ”Ya, sedikit. Tapi saya kan sudah jelaskan. Setelahnya, kembali kepada masing-masing orang saja. Saya kan tidak harus membuat senang semua orang di dunia ini, hehe” ujarnya mengakhiri percakapan kami.***

populerRelated Article