Home
/
Health

Ini Hubungan Frekuensi Mandi dengan Risiko Infeksi Kuman

Ini Hubungan Frekuensi Mandi dengan Risiko Infeksi Kuman

-

M. Reza Sulaiman03 March 2019
Bagikan :

Berapa kali Anda mandi dalam satu hari, satu atau dua kali? Nah, pakar mengungkap hubungan antara frekuensi mandi dengan risiko infeksi kuman dan bakteri.

Dikutip Himedik dari Techtimes, ahli penyakit menular dari Universitas Columbia menyebut fungsi utama mandi setiap hari lebih kepada untuk menghilangkan bau tidak sedap yang dikeluarkan tubuh, bukan untuk menghilangkan kuman.

Dr. Elaine Larson dari School of Nursing Columbia mengatakan mencuci tangan secara teratur bahkan mungkin lebih bermanfaat dalam menjaga orang terlindung dari penyakit infeksi.

Hal ini dikarenakan terlalu sering mandi justru dapat membuat tubuh seseorang lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan karena sering membuat kulit kering dan pecah-pecah. Bukaan pada kulit ini memberikan celah bagi kuman penyebab infeksi untuk memasuki tubuh.

Larson menunjukkan bahwa ini sering terjadi pada orang lanjut usia karena kulit mereka menjadi kurang terhidrasi dan lebih tipis, membuat mereka lebih mungkin untuk tertular infeksi.

C. Brandon Mitchell, asisten profesor dermatologi dari George Washington University, setuju dengan pengamatan para peneliti Universitas Columbia bahwa banyak orang cenderung terlalu sering mandi.

Ilustrasi bakteri. [Shutterstock]
Preview
Frekuensi mandi pengaruhi risiko infeksi kuman. [Shutterstock]

Dia menjelaskan bahwa mencuci kulit dapat menghilangkan minyak alami serta populasi bakteri menguntungkan, yang sebenarnya mendukung sistem kekebalan tubuh.

Area-area yang orang harus fokuskan untuk membersihkan selama mandi termasuk ketiak, selangkangan dan bokong, yang dikatakan Mitchell adalah area yang menghasilkan sekresi yang memiliki bau yang kuat. Sejauh bagian tubuh lainnya, mereka tidak memerlukan terlalu banyak sabun.

"Tubuhmu secara alami adalah mesin yang diminyaki dengan baik. Mandi harian tidak diperlukan," kata Mitchell.

Patut diperhatikan, frekuensi mandi orang Amerika dan Eropa berbeda dengan orang Asia, terutama Indonesia yang tergolong negara tropis. Bagaimana menurut Anda? (Himedik/Dwi Citra Permatasari Sunoto)

 

Berita Terkait:

populerRelated Article