Indonesia Perlu Siapkan Tata Kelola Limbah Baterai Mobil Listrik

Uzone.id - Mobil listrik makin banyak seliweran di Tanah Air. Isu tata kelola daur ulang limbah baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) pun menjadi sangat penting untuk menghindari dampak negatif bagi lingkungan.
Apalagi, sebagaimana dikatakan Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup, Ary Sudjianto, ekosistem transportasi hijau terkait terus berkembang pesat dalam beberapa tahun ke belakang."Kita sadar bahwa hal ini yang akan kita hadapi mungkin dalam 3 hingga 4 tahun yang akan datang. Cara kita mengolah limbah baterai adalah hal yang perlu diperhatikan jika baterai yang digunakan untuk EV semakin banyak," ujarnya mengutip Antara.
Saat ini, Indonesia belum memiliki fasilitas untuk mengolah baterai EV. Namun, Ary optimis karena Indonesia sudah berpengalaman dalam mengelola baterai konvensional.
"Untuk baterai konvensional, kita sudah memiliki infrastruktur untuk mengelolanya. Kita juga memiliki industri untuk mengolahnya dan juga industri yang menggunakan bahan yang telah didaur ulang dari limbah baterai," katanya.
Pengolahan baterai EV memerlukan kerja sama dengan pelaku industri dan kebijakan yang mendukung.
Sebab limbah baterai EV akan jauh lebih besar dari baterai konvensional, seiring dengan proyeksi penggunaan kendaraan listrik yang mencapai 15 juta unit pada tahun 2030.
Sebelumnya, Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho, mengungkapkan bahwa pihaknya berencana membangun pabrik daur ulang baterai EV pada tahun 2031.
Proses daur ulang ini penting karena baterai berbasis Nickel Manganese Cobalt (NMC) bisa didaur ulang hingga 99 persen, sehingga nikel bisa digunakan kembali dalam produksi baterai baru.
"Nikel digunakan baterai mobil EV ini bisa didaur ulang sehingga nikel bisa digunakan kembali. Ini menjawab solusi ketakutan bahwa nikel kita akan hilang akibat baterai EV," ujarnya.
IBC juga menyusun peta jalan untuk mengembangkan ekosistem baterai dari bahan baku hingga daur ulang.
Namun, Toto memperkirakan proses daur ulang baterai EV baru bisa dilakukan pada 2028, karena baterai kendaraan listrik memiliki masa pakai sekitar 8 tahun sebelum memasuki tahap itu.
"Biasanya ada lifecycle sekitar 8 tahun untuk bisa melakukan recycling," pungkas Toto.
