Hikmah dari Tech Winter yang ‘Paksa’ Startup PHK Karyawan
Ilustrasi: Uzone.id/Vescha Permata Sari
Kolom oleh: Direktur Digital Business Telkom Indonesia, M. Fajrin Rasyid.
Uzone.id – Gelombang PHK karyawan startup kembali mengisi pemberitaan. Tak cuma dari perusahaan global seperti Twitter, namun juga di Indonesia. Sebut saja GoTo, Zenius, hingga Ruangguru.PHK karyawan dari perusahaan-perusahaan teknologi di penghujung tahun 2022 ini semakin memperkuat bahwa tech winter semakin ‘menjadi-jadi’.
Terlepas persoalan ekonomi dunia yang diyakini tengah (dan akan) kacau, PHK karyawan memang mimpi buruk bagi semua pekerja — dan juga perusahaan.
Beberapa startup beralasan bahwa PHK ini dilakukan sebagai akibat dari kondisi perekonomian global yang diprediksi akan mengalami resesi di tahun depan.
Baca juga: Tips 'Tetap Waras' di Tengah Badai PHK Startup
Resesi salah satunya mengakibatkan investor akan mengurangi investasi di sektor yang cukup berisiko termasuk teknologi dan mengalihkannya di sektor yang lebih aman seperti deposito bank.
Akibatnya, perusahaan-perusahaan teknologi mesti menunjukkan profitabilitas yang lebih baik daripada sebelumnya. Bagi startup, ini termasuk mengurangi beban agar dapat mencapai keuntungan atau setidaknya mengurangi kerugian.
Nah, berbeda dengan beberapa industri lainnya, di industri startup, komponen biaya terbesar biasanya adalah terkait dengan SDM (selain biaya pemasaran). Sedikit atau hampir tidak ada komponen biaya produksi dan biaya untuk capex berupa peralatan-peralatan besar.
Oleh karena itu, untuk mengurangi biaya dengan signifikan, selain dengan mengurangi biaya pemasaran, caranya adalah dengan memangkas biaya terkait SDM alias melakukan efisiensi jumlah karyawan.
Tentu saja, PHK merupakan kondisi yang kurang ideal. Selain dengan melakukan PHK secara terbuka, beberapa startup melakukan dengan lebih halus, yakni dengan membatasi penerimaan karyawan baru dan mengakhiri kerjasama dengan karyawan yang buruk.
Baca juga: Work-Life Balance di Startup Bukan Mitos, Kok!
Bagaimana dengan ke depannya?
Saya memprediksi bahwa perekonomian dunia membaik setelah tahun depan, maka industri startup juga akan kembali tumbuh dengan baik juga.
Terlepas dari kondisi perekonomian maupun industri startup itu sendiri, saya selalu menyarankan untuk terus meningkatkan skill dan pengetahuan agar kita menjadi SDM yang tetap relevan di pasar.
Dengan demikian, meskipun terjadi sesuatu yang kurang mengenakkan di startup atau perusahaan tempat kita bekerja, kita tetap dapat memiliki lebih banyak peluang untuk berkarya ke depannya.