Home
/
Startup

Heboh Seller Tokopedia Diminta Pindah ke TikTok Shop, Ini Faktanya

Heboh Seller Tokopedia Diminta Pindah ke TikTok Shop, Ini Faktanya

Vina Insyani08 June 2025
Bagikan :

Uzone.id – Belakangan ini, seller di platform e-commerce Tokopedia tengah digemparkan dengan kabar soal ByteDance yang meminta pedagang untuk melakukan migrasi ke seller center mereka paling lambat pada 9 Juni 2025 mendatang.

Hal ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan seller Tokopedia yang saat ini tidak memiliki akun atau toko di TikTok Shop. Dalam keterangan yang disampaikan pihak TikTok Shop, migrasi ini dilakukan untuk menyatukan seller center yang sebelumnya terpisah antara TikTok Shop dan Tokopedia.

Menurut juru bicara TikTok Shop kepada Uzone.id, yang saat ini dilakukan oleh perusahaan adalah mengintegrasikan kedua seller center tersebut menjadi satu seller center, sehingga namanya kini menjadi ‘Tokopedia dan TikTok Shop Seller Center’.



Menggabungkan pusat penjual Tokopedia dan TikTok Shop ini diklaim menjadi bagian dari cara perusahaan untuk memanfaatkan kekuatan kedua brand dalam melayani beragam pelanggan dengan lebih baik.

“Integrasi ini dirancang untuk memperkuat nilai yang diberikan kedua platform bagi pelaku UMKM di Indonesia, memberikan kesempatan memperluas jangkauan pasar dengan memanfaatkan ekosistem luas Tokopedia serta meningkatkan visibilitas produk melalui dukungan afiliasi TikTok,” kata perwakilan TikTok, Kamis, (05/06).

Di sisi lain, TikTok menepis kabar kalau perusahaan meminta seller yang saat ini hanya berjual di Tokopedia harus membuka toko di TikTok Shop, begitupun sebaliknya. Perusahaan menyebut kalau para seller masih memiliki kebebasan untuk tetap berjualan di satu platform saja.

“Penjual bebas memilih untuk berjualan hanya di Tokopedia, hanya di TikTok Shop, atau di kedua platform. Selain itu, penjual juga bisa mulai secara bertahap melalui program afiliasi sebelum mencoba live streaming,” tulis perwakilan TikTok dalam keterangan tertulis mereka.

TikTok Shop juga membantah kabar burung yang menyebut kalau setiap seller harus membuat konten video TikTok pasca intergrasi. Faktornya, penjual masih dibebaskan untuk tetap berjualan seperti biasa dan tidak diwajibkan untuk membuat video di aplikasi tersebut.

Tak hanya fleksibilitas dalam memilih platform berjualan, seller Tokopedia maupun TikTok Shop memiliki fleksibilitas untuk mengaktifkan maupun menonaktifkan metode COD kapan saja melalui seller center.

Soal biaya transaksi yang kabarnya mencapai 3 persen, TikTok menjelaskan bahwa biaya ini hanya berlaku untuk produk pre-order yang dibeli melalui TikTok Shop dan tidak berlaku untuk transaksi di Tokopedia. 



“Penjual bisa memilih berjualan eksklusif di Tokopedia untuk menghindari biaya tersebut,” tambah TikTok.

TikTok juga menampik kabar yang menyebut kalau proses pembayaran menjadi lebih lama setelah bergabung dengan seller center baru. Menurut perusahaan, pihaknya justru baru merilis opsi pembayaran ekspres yang diproses hanya dalam waktu 3 hari.

“Untuk transaksi di Tokopedia, pembayaran bahkan dapat diproses lebih cepat bahkan instan, segera setelah pembeli menekan tombol “Selesai” (hanya berlaku untuk pesanan Tokopedia),” tulis TikTok.

Proses integrasi seller center Tokopedia dan TikTok Shop ini tetap mendapat perhatian dari pemerintah. Menurut Menteri Perdagangan, Budi Santoso, integrasi dua seller center menjadi satu ini tidak melanggar aturan.

“Secara teknis tidak menyalahi Permendag,” katanya dikutip dari Tempo, Sabtu, (07/06).

Meski begitu, Mendag tetap meminta baik itu Tokopedia maupun TikTok Shop untuk tetap mengikuti aturan yang berlaku saat ini.


populerRelated Article