Hannah Al Rashid Sebut Pencak Silat Olahraga yang Adil Bagi Perempuan
-
Hannah Al Rashid menekuni olahraga pencak silat sejak usia 16 tahun. Sebagai salah satu cabang olahraga bela diri, pencak silat identik dengan maskulinitas atau laki-laki. Namun Hannah Al Rashid berpikir sebaliknya.
Bintang film Aruna dan Lidahnya ini mengaku tidak pernah mendengar pendapat bahwa pencak silat olahraga kaum pria. Di Indonesia, justru banyak perempuan yang mengenal bahkan akrab dengan pencak silat. Guru pencak silat juga banyak yang perempuan.“Justru (menurut saya) bela diri yang lebih eksklusif buat cowok misalnya Muay Thai. Pencak silat lebih banyak memberi ruang kepada perempuan. Pencak silat cukup adil bagi perempuan. Dulu kalau melihat pertandingan pencak silat, saya paling senang melihat yang perempuan,” ungkap Hannah Al Rashid di Jakarta, belum lama ini. Hannah Al Rashid berpendapat, kadang ritme pertarungan perempuan di arena pencak silat lebih cepat dan sangar dibandingkan atlet laki-laki.
Model pertarungan seperti ini menginspirasi Hannah Al Rashid. “Saya sering terinspirasi atlet pencak silat perempuan (saat bertanding). Kadang saya merekam pertarungannya, melihat tekniknya, mengapa bisa keren, lalu mengecek di mana kekurangan saya,” sambung Hannah Al Rashid.
Ia pun setuju perempuan ikut olahraga bela diri dengan tujuan untuk menjaga diri. Saat tinggal di Inggris, Hannah Al Rashid sering ikut demo pencak silat di festival budaya yang diikuti umat Muslim.
“Saya ikut dan mengenakan hijab saat mendemonstrasikan pencak silat dan pakai golok. Tujuannya agar masyarakat Muslim di sana yang masih konservatif tak mau perempuan seperti itu bisa melihat dan berpikir wah perempuan juga punya daya untuk berolahraga serta membela diri. Setelah menampilkan demo silat, banyak yang mendekati saya dan menyatakan kekaguman,” kenang Hannah Al Rashid. Karenanya Hannah Al Rashid bangga ketika film Gundala menampilkan adegan aksi berbasis pencak silat Panglipur. Ia berharap makin banyak generasi muda mencintai silat.
(ray / ray)