Home
/
Technology

Grab Sebut Kompetitor Buat Fraud Transportasi Online Naik

Grab Sebut Kompetitor Buat Fraud Transportasi Online Naik

-

Ervina Anggraini14 March 2019
Bagikan :

Sebagai perusahaan yang menyandang status decacornGrab menyebut terjadi kenaikan kecurangan (fraud) di sektor ride-hailing setelah kompetitor hadir di Vietnam dan Singapura. Head of User Trust Grab Wui Ngiap Foo mengatakan ini ketika meluncurkan Grab Defence untuk para mitra strategis agar bisa menangkal kecurangan.

"Saat kompetitor masuk ke Singapura dan Vietnam dan banyaknya promo yang diluncurkan kami melihat kecurangan mengikuti dan terjadi," kata Wui acara peluncuran Grab Defense di daerah Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (13/3).

Dalam kesempatan yang sama President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyarankan agar pihak kompetitor meningkatkan sistem keamanan agar bisa menjadi everyday super app yang bisa dipercaya seperti Grab.

"Maksudnya adalah dengan tingkat keamanan yang perlu ditingkatkan lagi. Lalu juga terkait dengan tingkat keamanan bukan hanya dari sistemnya tapi juga skema yang membuka kesempatan untuk fraud," kata Ridzki.

Mengacu pada lembaga penelitian pihak ketiga Spire Research and Consulting, Ridzki mengatakan tingkat kecurangan Grab hanya sebesar seperenam dari kompetitor di Indonesia.

"Di kompetitor sangat tinggi angkanya di atas 30 persen berdasarkan hasil di lapangan.. Grab dibilang 5 persen. Dari internal kami yakin sudah tekan angka kecurangan di bawah 1 persen," kata Ridzki.

Wui mengatakan bentuk kecurangan tidak hanya terjadi di Indonesia tapi di seluruh dunia. Wui mengatakan 1,6 persen pendapatan e-commerce di Asia Tenggara lenyap akibat tindak kecurangan. Sedangkan di Indonesia, angka ini meningkat dua kali lipat ke angka 3,2 persen.

"Fraud tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia Intinya fraud itu mengikuti ke mana uang pergi," ujar Wui.

Wui menjelaskan pihaknya membangun algoritma yang dapat berevolusi untuk mempelajari pola kecurangan sehingga bisa lebih maju dari tindakan kejahatan. Baginya, kecurangan tidak hanya terjadi di industri ride-hailing, tapi sudah menjadi masalah besar bagi pemain ekonomi digital secara keseluruhan.

"Melalui peluncuran Grab Defence, kami ingin berbagi keahlian yang kami miliki dengan para mitra yang mungkin menghadapi masalah yang sama. Kita harus bahu-membahu mengatasi masalah ini demi tercapainya ekosistem teknologi yang lebih kuat dan terpercaya di Asia Tenggara," kata Wui.

Berita Terkait

populerRelated Article