Home
/
Automotive

GIIAS 2018: Seberapa Murah Biaya Perawatan Mobil China?

GIIAS 2018: Seberapa Murah Biaya Perawatan Mobil China?
Bagja Pratama07 August 2018
Bagikan :

Uzone.id - Mobil China memang identik dengan harga yang miring, namun apakah hanya sampai disitu? Nyatanya enggak.

Kalian yang mau beli mobil tentu saja juga harus mempertimbangkan seberapa murah biaya perawatannya. Nah, dengan harganya yang murah, apakah biaya perawatannya juga murah?

Wuling coba membuktikan kalau gak hanya mobilnya aja yang harganya murah. Ternyata, biaya perawatannya juga murah. Klaimnya, cuma Rp 100 ribuan sebulan!

Sejak meluncurkan Confero tahun lalu, Wuling melakukan riset sampai kuartal kedua tahun 2018, khusus untuk biaya perawatan Confero.

Dari perbandingan dengan beberapa kompetitor sekelasnya, Wuling mengklaim biaya perawatannya lebih murah sampai 45 persen dibandingkan kompetitor di kelasnya.

Biaya perawatan Wuling Confero S dimilai dari biaya jasa servisnya yang diberikan gratis hingga 2,5 tahun atau 50.000 km mana yang lebih dulu dicapai.

"Untuk Confero, total biaya perawatan selama 5 tahun atau setara 100 ribu km kurang lebih Rp 6.701.123 juta, kalau dibagi tiap bulan diangka Rp 100 ribuan," ujar Taufik S. Arief, After Sales Director Wuling Motors.

Selain itu, Wuling juga memberikan garansi komponen utama transmisi selama 5 tahun atau 100 ribu km mana yang lebih dulu dicapai. Serta garansi suku cadang selama 1 tahun atau setara 20 ribu km.

Dengan semua benefit yang didapat, menjadikan Wuling Confero sebagai low MPV dengan biaya perawatan paling murah.

Apa yang membuat Wuling bisa menawarkan biaya perawatan yang murah?

Selain karena pabriknya di Cikarang yang sudah terintegrasi dengan para vendor penyuplai komponen, skala ekonomi komponen Wuling juga sangat baik, karena volume penjualannya yang tinggi.

Di China saja, Wuling berhasil menjual sebanyak 2 juta unit Confero. Volume tersebut lah yang menjadi faktor pendukung Wuling bisa menjual komponennya lebih murah.

Wuling sendiri, baru menyematkan komponen lokal sebanyak 56 persen, termasuk mesin dan transmisi yang masih harus diimpor dari China.

"Sisanya masih diimpor dari China. Sementara supliernya, selain dari China, juga dari Eropa, khususnya untuk sensor-sensor dan fitur keselamatannya," tutup Taufik.

populerRelated Article