Film-film Tim Burton dan Guillermo del Toro, Mana yang Lebih Ngeri?
Akhir-akhir ini, sutradara kenamaan Hollywood, Guillermo del Toro, sedang ramai diperbincangkan. Semua itu berawal dari perannya sebagai sutradara di film ‘The Shape of Water’ yang dinilai sukses menggabungkan cerita dark fantasy, monster horor klasik, dan drama romantis.
Selain Del Toro, ada beberapa nama sutradara Hollywood yang piawai menyutradari film bergenre dark fantasy. Namun, hanya Tim Burton yang hingga kini masih sangat produktif menciptakan film-film drama bernuansa horor yang seram.Untuk itu, kumparan (kumparan.com) akan membandingkan perjalanan karier dan karya bernuansa dark fantasy yang telah ditelurkan mereka berdua.
Del Toro merupakan sutradara berdarah Meksiko yang mengawali karier profesionalnya sebagai seorang sutradara di film ‘Cronos’ (1993). Namun, kepiawaiannya baru diakui banyak orang lewat film ‘The Devil’s Backbone’ (2001). Dari film itu, Del Toro tersohor sebagai sutradara yang ahli dalam menggabungkan kisah horor yang ngeri dan drama mengharukan.
Situs Bloody Disgusting bahkan menobatkan ‘The Devil’s Backbone’ sebagai satu dari 20 film horor terbaik dalam satu dekade. Situs itu mengatakan bahwa Del Toro berhasil menyampaikan kengerian di Spanyol saat Perang Dunia II bagi anak-anak, dengan bumbu kisah drama dan hantu yang seram.
Sedikit berbeda, Burton mulai dikenal sebagai sutradara andal saat menggarap film ‘Beetlejuice’ (1988) yang diperankan oleh beberapa nama besar Hollywood, seperti Michael Keaton, Alec Baldwin, dan Winona Ryder.
Dari film itu, Burton mulai dikenal sebagai seorang sutradara film eksentrik yang mampu bereksperimen dengan menggabungkan unsur komedi, horor, fantasi, dan drama dalam sebuah film. Tak hanya itu, ‘Beetlejuice’ juga menjadi tanda bahwa Burton sangat piawai menjadi seorang sutradara meski pada mulanya ia berprofesi sebagai seorang animator.
Kini keduanya telah menjadi sutradara selama lebih dari dua dekade. Baik Del Toro mau pun Burton memiliki ciri khas tersendiri dalam menggarap karya-karyanya.
Sejak film ‘Hellboy’ yang ia sutradarai pada 2004, sampai saat ini Del Toro punya kebiasaan bermain dengan air. Lihat saja tokoh Amphibian man di film ‘The Shape of Water’ yang banyak terispirasi dari tokoh Abe di film ‘Hellboy’. Mengulang bentuk dan karakteristik, Del Toro memberi tokoh Amphibian man ruang yang lebih bebas dan kisah yang lebih menarik dibandingkan Abe.
Selain itu, dark fantasy dan horor di film ‘The Shape of Water’ juga banyak mengambil tempat di air dan lautan. Hal itu merupakan pengulangan dari film ‘Crimson Peak’ yang Del Toro sutradarai pada (2015). Tak lupa dengan ‘Pan's Labyrinth’ dari sisi fantasinya.
Sedangkan Burton punya kebiasaan menggunakan warna hijau untuk menunjukkan unsur-unsur aneh dan komedi di film-film dark fantasy ciptaannya. Tokoh Beetlejuice berambut hijau, tokoh Joker di film ‘Batman’ berambut dan berdasi hijau, tokoh Penguin di film ‘Batman’ juga memiliki darah berwarna hijau. Hal itu menjijikkan, tetapi lucu dan tidak biasa.
Dalam karya barunya, ada tokoh penghibur nan aneh, Mad Hatter, di film ‘Alice in Wonderland’, yang memiliki mata berwarna hijau.
Aktor-aktor pilihan Burton juga terbatas pada beberapa orang. Di era '80-an dan '90-an, Burton kerap mempercayakan Michael Keaton. Sedangkan di era 2000 sampai sekarang, Burton banyak mempercayakan beberapa peran di filmnya pada Johnny Depp dan mantan Burton, Helena Bonham Carter.
Dari semua film-film yang sudah dibuat, Del Toro banyak meraih penghargaan bergengsi. Meski tak sebanyak Del Toro, Burton juga beberapa kali mendapat nominasi dan meraih kemenangan di ajang penghargaan film bergengsi.
Lewat film ‘Pan’s Labyrinth’, Del Toro mendapat dua nominasi Oscar pada 2007. Gagal menang, kini ia punya kesempatan besar memenangkan The Oscars 2018 lewat film ‘The Shape of Water’ yang fenomenal. Sebelumnya, Del Toro berhasil memenangkan 'Best Director' di ajang Golden Globes 2018 dan BAFTA Awards 2018.
Meski pernah menjadi nominasi Oscar 2006 dan 2013 lewat film ‘Corpes Bride’ dan ‘Frankenweenie’, nasib Burton tak berbeda dari Del Toro. Namun, ia pernah memenangi piala Golden Globes pada 2008 lewat film ‘Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street’.
Meski punya prestasi baik di industri film, Del Toro pernah mengalami berbagai kegagalan. ‘Mimic’ yang merupakan film ke-2 Del Toro dianggap para kritikus film sebagai sebuah lelucon. Pasalnya, film yang bercerita tentang evolusi kecoa pemakan manusia itu dinilai konyol dan tak masuk akal. Meski demikian, belajar dari ‘Mimic’, kini Del Toro terbukti sukses menyutradari film ‘Shape of Water’.
Tak jauh berbeda, Burton pernah mengambil keputusan yang gegabah. Bercermin dari kesuksesan film ‘Beetlejuice’, ia membawa nuansa serupa ke film ‘Batman’ yang digarapnya. Sayang, banyak orang yang justru menghujat Burton yang dianggap gagal menciptakan unsur kelam dari kesatria kelelawar dari Gotham itu.
Untungnya, Burton tak menyerah dan justru sukses menciptakan ramuan baru dan menelurkan ‘Alice in Wonderland’ yang unik dan laku keras di pasaran.