Fakta Zenius: dari CD ke Aplikasi, Akuisisi Primagama hingga Drama PHK
Foto: CEO Zenius, Sabda PS
Uzone.id – Kabar yang cukup mengejutkan di awal tahun 2024 ini, startup edutech Zenius harus berhenti beroperasi setelah 20 tahun hadir sebagai sarana bimbingan belajar untuk SD, SMP, SMA, UTBK, ujian mandiri hingga peningkatan skill bagi para profesional.
Kabar ini disampaikan langsung oleh CEO Zenius, Sabda PS pada hari Rabu, (03/01) dimana Zenius akan menghentikan operasional mereka secara sementara setelah kurang lebih 2 dekade mengajar.Sebelum memutuskan untuk menutup layanan mereka, Zenius sempat beberapa kali melakukan pemangkasan karyawan dalam satu tahun. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa fakta soal tutupnya Zenius sebagai salah satu startup pendidikan Indonesia.
Belajar lewat CD hingga bentuk aplikasi
Di masa jayanya, Zenius terus menjadi pilihan para pelajar hingga mahasiswa sebagai ‘guru’ belajar mereka. Apalagi bahasa yang digunakan Zenius sangat khas dan familiar dengan bahasa sehari-hari, sehingga mudah untuk dipahami.
Di tahun 2004, ketika awal berdiri, Sabda PS, Wisnu Subekti dan Medy Suharta mulai mendirikan Zenius. Setahun kemudian, mereka mulai meluncurkan materi pembelajaran dalam bentuk CD untuk merambah murid yang lebih banyak.
Harga CD Zenius ini bervariasi dengan harga mulai Rp57 ribuan untuk satu pembahasan hingga satu paket dengan harga mencapai Rp500-Rp700 ribuan, tergantung pada level pembelajaran yang dibeli.
Di tahun 2010, Zenius mulai merambah ke dunia digital dengan meluncurkan situs pembelajaran mereka di Indonesia. Dari situ, Zenius semakin dikenal oleh pelajar dan calon mahasiswa.
Hingga pada tahun 2019, Zenius tidak lagi berfokus pada CD dan website. Startup edukasi ini resmi meluncurkan aplikasi di App Store dan Google Play Store agar memudahkan para pelajar mengakses materi yang mereka butuhkan dalam bentuk video di dalam aplikasi.
Demi membantu pelajar ketika masa-masa COVID-19 dan mendukung program belajar dari rumah, Zenius kemudian menggratiskan lebih dari 80 ribu video materi pembelajaran bagi para pelajar Indonesia.
Dapat kucuran dana dan akuisisi Primagama
Di tahun 2020, Zenius Education mengumumkan pendanaan yang diraihnya sebesar USD20 juta atau sekitar Rp260 miliar dari tiga investor yaitu Northstar Group, Kinesys Group dan BeeNext.
Selanjutnya, di 2022 kemarin, Zenius juga mendapatkan pendanaan dari MDI Ventures, yang mana tidak disebutkan berapa banyak dana yang digelontorkan untuk startup ini. Dengan adanya tambahan pendanaan ini, startup edtech tersebut mengklaim telah mengumpulkan lebih dari USD40 juta sejak Februari 2020.
Tak berselang lama, pada Februari 2022 lalu, Zenius pun mengakuisisi Primagama, lembaga pendidikan luar sekolah yang sudah berdiri puluhan tahun, akuisisi ini dilakukan untuk menargetkan kehadiran satu outlet di setiap kota/kabupaten di Indonesia pada tahun 2024 mendatang.
PHK berkali-kali gara-gara kondisi ekonomi global
Startup edtech menjadi salah satu sektor yang ikut terkena imbas kondisi ekonomi yang belum stabil, Zenius pun ikut terkena imbas dengan melakukan PHK massal berkali-kali.
Tak berselang lama setelah akuisisi Primagama, Zenius mulai melakukan pemangkasan karyawan untuk pertama kalinya pada Mei 2022. Kabar pemangkasan karyawan ini berimbas pada 25 persen karyawannya, atau sekitar 200 pekerja.
Dilansir dari pernyataan perusahaan, PHK ini dilakukan karena perusahaan sedang mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.
“Untuk beradaptasi dengan dinamisnya kondisi makro ekonomi yang mempengaruhi industri, Zenius perlu melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan,” begitu tulis pihak Zenius.
Tak cukup sampai disana, putaran PHK turut dilakukan kembali oleh Zenius pada Agustus 2022 yang berimbas pada 600 karyawannya. PHK ini dilakukan saat dunia sedang ramai dengan isu ekonomi yang semakin gelap.
kurang lebih 7 bulan setelah putaran PHK kedua terjadi di startup edutech tersebut, Zenius Education kembali mengumumkan pemangkasan karyawan pada akhir Februari 2023. Perusahaan tak menyebut berapa karyawan yang di-PHK, namun beberapa sumber menyebut kurang lebih 36 karyawan dirumahkan.
Tutup operasi ‘sementara’
Setelah rentetan PHK massal di lingkungan perusahaan, Zenius pada (03/01) mengumumkan akan menutup layanan operasi mereka secara sementara dengan alasan tantangan operasional yang terus dihadapi perusahaan.
Meskipun berhenti beroperasi sementara, namun CEO Zenius, Sabda PS mengatakan kalau perusahaan menjamin tidak akan berhenti menjalankan misinya dalam memajukan pendidikan masyarakat Indonesia.
“Saat ini Zenius sedang mengalami tantangan operasional, dan kami sangat menyesal atas ketidaknyamanan yang akan ditimbulkan bagi para pengguna kami. Kami mengambil langkah strategis untuk menghentikan operasi secara sementara, tetapi kami menjamin bahwa kami tidak akan berhenti berusaha untuk menjalankan dan mewujudkan visi untuk merangkai Indonesia yang cerdas, cerah, asik,” kata Sabda PS dalam keterangan yang diterima Uzone.id, Rabu, (03/01).
Dalam ‘surat’-nya, Zenius pun mengucapkan terimakasih pada pengguna yang sudah menjadi pilar penting perjalanan mereka.
“ Dukungan dan kepercayaan mereka adalah hal yang tak ternilai bagi kami. Terima kasih telah menjadi bagian dari Zenius di 20 tahun terakhir,” tutup Sabda.