Es Krim dalam Mitos dan Fakta
-
“Es krim tak melulu soal penyebab demam dan pilek, tapi juga rasa enak dan segar, bahkan bisa penuh vitamin,” tulis Eka Kurniawan dalam ulasan novel karya penulis Argentina César Aira, How I Became a Nun.
Es krim—panganan yang erat dengan keseharian—dipakai César untuk menganalogikan hubungan ayah-anak dan pemikiran mereka. Walau memiliki otoritas pengetahuan, meminjam istilah Eka, orangtua toh tak selalu benar sehingga perlu sesekali melihat segala sesuatu dari sudut pandang anaknya, tak peduli betapa remehnya sudut pandang itu.
Ini relevan bila dikaitkan dengan mitos-mitos soal es krim dan bagaimana orangtua menyikapinya. Kesehatan buah hati memang yang terpenting, maka wajar bila dengan otoritas pengetahuannya, orangtua kerap merasa terancam oleh es krim yang digemari anak-anak mereka. Omong-omong soal hubungan es krim dan kesehatan, ada baiknya kita meluangkan waktu mencari fakta, sebab tak sedikit mitos yang kadung dianggap sebagai kebenaran.
Di rumah, tak jarang es krim disebut-sebut sebagai biang demam dan batuk-pilek (bapil) anak-anak. Padahal, demam maupun bapil sesungguhnya terjadi akibat serangan virus saat daya tahan tubuh menurun. Mengonsumsi es krim saat tubuh dalam kondisi fit tak akan menimbulkan masalah kesehatan karena es krim yang masuk ke mulut langsung meleleh dan sampai di kerongkongan dengan suhu yang tidak terlalu dingin.
Dilansir dari Parents.com, dr. James Steckelberg—profesor dan konsultan divisi penyakit menular Mayo Medical School Rochester, Minnesota—merekomendasikan penderita demam atau flu mengonsumsi produk susu, salah satunya es krim, untuk memenuhi kalori yang mungkin tak tercukupi karena mulut terasa pahit.
Selain penyebab demam dan bapil, es krim juga kerap disebut-sebut sebagai salah satu penyebab obesitas. Meski terdengar masuk akal—sebab hal demikian terlanjur diyakini banyak orang—itu bukanlah fakta. Selama dikonsumsi dalam takaran yang wajar, es krim justru menyehatkan.
Ya, seperti halnya produk susu lainnya, es krim juga kaya akan kalsium yang, menurut Office of Diatery Supplements (ODS), berguna untuk membantu fungsi dan struktur tubuh. Kandungan gizi yang juga terdapat dalam es krim berbahan dasar susu antara lain: protein, lemak, karbohidrat, fosfor, zat besi, dan Vitamin A, B1 dan C.
Umumnya, es krim terbuat dari susu, krim, dan pemanis. Namun ada pula yang menggunakan kuning telur sebagai campuran. Semua bahan kemudian diaduk dengan kecepatan tinggi sehingga udara masuk ke dalamnya (overrun). Udara itulah yang membuat volume es krim berkembang, halus, dan mudah disendok. Di Amerika Serikat, es krim wajib memiliki kandungan lemak minimal 10%. Es krim kualitas rendah biasanya mengandung lemak 11–12%, sedangkan yang berkualitas tinggi mengandung lemak 16% atau lebih.
Konsisten Menawarkan Kualitas
Salah satu produsen es krim lokal yang berani menjamin kualitas bahan bakunya adalah Campina. Didirikan pada 22 Juli 1972 oleh Darmo Hadipranoto dan istri, konsisten, produk-produknya terbuat dari susu skim kaya kalsium dan nutrisi serta bahan-bahan alami (cokelat, kopyor, sari kacang hijau, durian, stroberi, dan sari buah lainnya). Seluruh bahan dan proses produksi es krim Campina ada di bawah pengawasan BPOM.
“Kami tidak pakai telur dan susu sapi, kami menggunakan bahan yang sehat,” kata Adji Andjono, Sales & Marketing Director Campina.
Khusus varian es krim anak, satu-satunya pemegang lisensi produk es krim Spongebob dan Avatar di Asia Tenggara ini bahkan mempertimbangkan kecukupan energi yang dibutuhkan selama masa pertumbuhan, termasuk memastikan bahwa kandungan gula asli dalam tiap kemasan sudah mengacu pada takaran yang dianjurkan BPOM, yakni 10 gram.
“Pewarna pada produk buat anak-anak juga lebih sedikit sehingga warnanya tidak mencolok. Ini tanggung jawab kami agar tidak memberikan produk yang berbahaya,” pungkas Adji.
Sedangkan bagi orang-orang yang alergi produk susu (lactose intolerant) atau tengah menerapkan gaya hidup sehat, tersedia produk es krim rendah lemak pertama di Indonesia dengan bahan dasar soya dan bahan non-hewani lainnya.
Upaya mematahkan mitos juga terus dilakukan Campina dengan memberikan edukasi tentang keamanan mengonsumsi es krim, salah satunya dengan mengundang pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, hingga institusi pemerintahan menjadi bagian dari aktivitas Factory Visit—melihat langsung proses pembuatan es krim yang higienis dan berkualitas. Saat ini, tercatat lebih dari 400 ribu orang telah ambil bagian.
Campina juga menyasar kaum muda yang bergaya hidup aktif dan dinamis. Tuntutan hidup serbacepat membuat kaum muda terjebak dalam rutin sehingga rentan dengan kepenatan. Maka es krim hadir sebagai kudapan yang menyegarkan suasana dan meningkatkan mood.
Nama Campina sendiri merupakan singkatan dari kampiun di mana-mana—menjadi juara di mana-mana. Benar saja, walaupun seiring waktu terus muncul kompetitor baru, satu-satunya perusahaan yang memiliki layanan homedelivery 7 hari dalam seminggu ini mampu bertahan mencapai usia ke-47. Melihat strategi bisnisnya, bukan tidak mungkin brand asal Surabaya ini akan terus bertahan di masa mendatang.
Campina, yang awalnya merupakan usaha keluarga, senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Jika dulu Pak Darmo berjualan dengan sepeda, sekarang, jaringan penjualan perusahaan ini sudah merambah wilayah digital. Melalui website store, misalnya, Campina tercatat sebagai perusahaan es krim pertama yang punya toko digital. Sementara pecinta es krim bisa mengunduh aplikasi Campina melalui Android maupun iOS, perusahaan yang salah satu produknya adalah Tropicana Choco Vanilla ini juga menjalin kerjasama dengan beberapa pelaku e-commerce agar produk lebih mudah dijangkau khalayak.
Meski mitos mengenai es krim kerap tersiar dari masa ke masa, nyatanya, es krim selalu punya tempat khusus di hati kita. Anda ingat jingle khas Campina? Itulah sedikit bukti bahwa es krim yang satu ini telah menjadi bagian dari keseharian kita.
Sekarang, bayangkan dunia tanpa es krim. Donald Franklin Kardong, atlet sekaligus penulis Amerika, punya pernyataan yang memukau: “Tanpanya, keadaan akan gelap dan kacau.”
Baca juga artikel terkait ADVERTORIAL atau tulisan menarik lainnya Advertorial