Empat Manfaat Kunjungan Raja Arab Bagi Indonesia
Anggota Komisi Luar Negeri DPR RI, Jazuli Juwaini, menilai kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud ke Indonesia adalah kunjungan yang istimewa dan bersejarah. Sebab, Raja Salman adalah figur yang dihormati dunia, khususnya bagi umat muslim di seluruh dunia.
"Kunjungan Raja Salman istimewa dan bersejarah karena dua hal. Ini adalah kunjungan resmi Raja Saudi sejak terakhir Raja Faisal di tahun 1970 atau 47 tahun silam," kata Jazuli melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat 24 Februari 2017.
Baca : Raja Arab Bawa Pengawal, Polda Metro : Namanya Juga Raja
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini pun mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mempersiapkan kunjungan ini. Termasuk upaya untuk mengoptimalkan peningkatan kerjasama dan diplomasi antara kedua negara.
Menurut dia, terdapat beberapa manfaat kunjungan Raja Salman. Pertama, kunjungan ini adalah diplomasi untuk memperkuat relasi menguntungkan. Beberapa hal bisa dibahas, mulai dari isu kuota dan pelayanan haji hingga perlindungan dan kesejahteraan TKI. “Dari sisi Indonesia, dalam rangka memperkuat posisi tawar dalam isu-isu spesifik,” ujar Jazuli.
Selain itu, ia menilai kunjungan ini adalah diplomasi ekonomi dan investasi . Kerjasama investasi itu, kata Jazuli, terutama terkait dalam pengelolaan minyak antara Pertamina dan Aramco milik Arab Saudi. Ia menilai kunjungan tersebut berpengaruh pada diplomasi budaya, pendidikan dan agama. Tujuannya, mempromosikan Islam moderat dan berkontribusi bagi perdamaian dunia.
Jazuli pun mendorong adanya pertukaran pelajar dalam bidang pendidikan serta beasiswa bagi pelajar dari kedua negara. Menurut dia, pertemuan kedua negara sebagai negara islam terbesar dapat digunakan untuk menggalang solidaritas bagi peningkatan pembangunan, kemajuan dan kesejahteraan di negara-negara muslim.
"Posisi Indonesia yang strategis baik secara geopolitik maupun sebagai negara muslim demokratis terbesar di dunia merupakan keunggulan yang sangat diperhitungkan Saudi dalam kerangka kerjasama dua negara," kata Jazuli.
ARKHELAUS W.