Dulu Primadona Kini Nelangsa, Clubhouse PHK 50 Persen Karyawan
Ilustrasi aplikasi Clubhouse (Foto: Dmitry Mashkin/Unsplash)
Uzone.id - Clubhouse pernah menjadi aplikasi populer karena menjadi wadah bagi orang-orang saling mengobrol saat merasa terisolasi secara sosial akibat pandemi. Namun pasca pandemi, aplikasi media sosial berbasis audio-chat itu langsung kehilangan banyak pengguna, membuat Clubhouse berada di masa-masa sulit hingga melakukan PHK.
Dalam sebuah memo yang dibagikan kepada karyawan, pendiri Clubhouse, Paul Davison dan Rohan Seth mengatakan bahwa mereka telah mengurangi lebih dari 50 persen karyawan demi mengatur ulang perusahaan pasca pandemi Covid-19."Hari ini kami mengumumkan akan merampingkan perusahaan lebih dari 50 persen dan mengucapkan selamat tinggal kepada banyak rekan tim yang berbakat dan berdedikasi dalam prosesnya," tulis keduanya.
"Kami sangat menyesal melakukan ini, dan kami tidak akan melakukan perubahan ini jika kami tidak merasa itu benar-benar diperlukan," ucap Davison dan Seth dalam memonya.
Kendati melakukan PHK besar-besaran, para pendiri Clubhouse mengklaim bahwa modal perusahaan masih cukup untuk mendanai operasional selanjutnya. Pun demikian, tak ada tekanan secara langsung yang membuat perusahaan untuk mengurangi biaya.
Tapi, ia mengakui popularitas Clubhouse yang menurun seiring media sosial pesaing yang mengkloning fitur utama mereka dan lebih banyak orang mulai beraktivitas normal saat pandemi mulai mereda.
"Tetapi karena dunia telah terbuka pasca Covid, semakin sulit bagi banyak orang untuk menemukan teman mereka di Clubhouse dan memasukkan percakapan panjang ke dalam kehidupan sehari-hari mereka," kata mereka, dikutip dari Engadget.
Langkah PHK ini pun perlu dilakukan. Davison dan Seth menyebut kalau perusahaan harus berevolusi dan mulai berfokus kepada produk dengan tim yang dirampingkan dari sebelumnya.
"Untuk menemukan perannya di dunia, produk perlu berevolusi. Untuk memperbaikinya, kami perlu mengatur ulang perusahaan, menghilangkan peran, dan menurunkannya ke tim yang lebih kecil dan berfokus pada produk," jelas mereka.
Saat ini, perusahaan tengah fokus pada pengembangan ‘Clubhouse 2.0’. Baik Davison dan Seth tak merinci seperti apa aplikasi tersebut nantinya, namun layanan tersebut mungkin akan menolong perusahaan untuk kembali mendulang popularitasnya seperti dulu.
Clubhouse bukan satu-satunya aplikasi medsos berbasis audio yang kesulitan setelah mendapatkan pertumbuhan yang cepat. Beberapa platform lain yang meniru Clubhouse, seperti Spotify, Reddit, hingga Amazon dan Meta, turut mengalami nasib yang sama.
Spotify baru-baru ini menutup aplikasi audio langsungnya, Greenroom. Diikuti oleh Reddit yang terpaksa menghentikan layanan Reddit Talk pada bulan Maret. Amazon dan Meta juga sedang berjuang untuk mempertahankan beberapa proyek audio mereka.