Digitalisasi Sekolah, Menteri Nadiem Mau Belanja Rp2,4 T untuk 240 Ribu Laptop Lokal
-
Foto: XPS/Unsplash
Uzone.id -- Setelah beberapa waktu belakangan ini muncul kabar kalau pemerintah akan memaksimalkan pengadaan laptop lokal untuk ranah edukasi, hal senada juga diutarakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim.Sejalan dengan apa yang belum lama ini dikatakan Menteri Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Nadiem mengaku akan melakukan peningkatan penggunaan produk teknologi. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai Rp2,4 triliun untuk dibelanjakan 240 ribu unit.
“Pemerintah mengalokasikan Rp2,4 triliun untuk dana alokasi khusus pendidikan tahun 2021 di tingkat provinsi, kabupaten/kota untuk pembelian 240 ribu laptop,” ungkap Nadiem belum lama ini.
Jika dihitung secara kasar, setidaknya satu unit laptop ini berkisar di angka Rp10 juta per unit. Sayangnya Nadiem tidak menjelaskan mengenai spesifikasi rinci bagi para pelajar sekolah mengenai perangkat yang dibutuhkan.
Mengutip berbagai sumber, pengadaan peralatan TIK ini akan dilakukan secara berkala sampai 2024 dan menjadi bagian dari program digitalisasi sekolah. Pada 2021, program digitalisasi PAUD hingga SMA telah mengirimkan sekitar 190 ribu laptop ke 12 ribu sekolah dengan anggaran Rp1,3 triliun
Baca juga: Pemerintah Belanja Rp17 Triliun untuk Laptop Lokal?
“100 persen anggaran tersebut dibelanjakan untuk laptop produk dalam negeri (PDN) dengan sertifikat TKDN. kami akan terus melakukan pembelanjaan PDN di tahun berikutnya,” ungkap Nadiem.
Dari penjelasan Nadiem, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Gadjah Mada (UGM) membentuk konsorsium dalam mengembangkan laptop lokal tersebut. Konsorsium ini berkolaborasi dengan industri teknologi untuk memproduksi tablet dan laptop ‘Merah Putih’ untuk kebutuhan sekolah.
Sejauh ini, ada sebanyak 400 SMK dan Politeknik juga dilibatkan dalam perakitan dan after-sales dari produk yang akan bermerek Dikti Edu itu.
Nadiem berharap pihak Pemda dan Dinas Pendidikan dapat memberikan komitmennya terhadap belanja produk lokal di bidang pendidikan ini. Pemberian laptop dan produk PDN ini dapat dilakukan sekolah lewat e-commerce SIPLAH. Sementara pengawasan pembelanjaan laptop sekolah dapat dilihat dari laporan penggunaan dana BOS.
Baca juga: Menakar Harga Laptop yang Akan Dibeli Pemerintah dengan Dana Rp17 T
Tampaknya apa yang dikatakan Nadiem sudah menjadi bagian dari program yang diutarakan Luhut sebelumnya. Pekan lalu Luhut mengatakan bahwa belanja produk TIK buatan lokal masih rendah jika dibandingkan produk impor.
Peningkatan pengadaan produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) buatan lokal ini memang ditujukan bagi sektor pendidikan Indonesia. Pemerintah secara total menyiapkan dana Rp17 triliun.
Luhut juga mengatakan, pada tahun 2021 ini, anggaran kebutuhan pengadaan laptop oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Pemda mencapai Rp3,7 triliun dengan total 431.730 unit.
Dari penuturan Luhut, ada enam perusahaan yang diklaim siap memasok laptop lokal sebanyak 718.000 unit di tahun ini dengan TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) yang tentunya telah memenuhi ketentuan pemerintah.
Enam vendor tersebut adalah PT Tera Data Indonusa, PT Supertone, PT Zyrexindo Mandiri Buana, PT Evercoss Technology Indonesia, PT Acer Manufacturing Indonesia, dan PT Bangga Teknologi Indonesia.