Deretan Fungsi AI di Ekosistem Telkom, Gak Cuma Chatbot!
Ilustrasi foto: Entrepreneur.com/AdobeStock
Uzone.id – Teknologi AI sudah banyak digunakan di lingkungan perusahaan besar, bahkan sudah dari bertahun-tahun lalu lamanya.
Jika saat ini, banyak orang mengira AI itu hanya sebatas ChatGPT atau Bard, namun lebih jauh lagi AI bisa digunakan untuk mendukung operasional perusahaan menjadi lebih efisien.Di lingkungan Telkom Indonesia misalnya, perusahaan besar yang bergerak di industri telekomunikasi dalam negeri ini sudah menggunakan AI semenjak beberapa tahun lalu.
“Kami telah melihat teknologi AI sebagai teknologi yang potensial untuk kebutuhan internal perusahaan, yaitu untuk efisiensi maupun potensi bisnis baru yang bisa menambah revenue kami kedepannya,” kata Fajrin Rasyid, Direktur Digital Business Telkom sekaligus Ketua Forum Digital Indonesia (FORDIGI) dalam acara Uzone Talks.
Di lingkungan internal perusahaan Telkom, AI berguna untuk memberikan prediksi terkait jaringan telekomunikasi.
“Karena salah satu kekuatan AI itu untuk prediction, kita bisa memprediksi berdasarkan data-data, tren nya seperti apa, dan kemudian antisipasinya seperti apa. Di case Telkom, kira-kira estimasi trafik jaringan akan seperti apa, konfigurasi atau kebutuhan jaringan yang harus disiapkan seperti apa,” kata Fajrin.
Selanjutnya, AI juga digunakan untuk manajemen karyawan di lingkungan perusahaan, salah satunya di Telkom ada sistem presensi karyawan yang bisa mendeteksi mood atau mood detection, apakah karyawan ini sedang sedih atau sedang semangat.
Fajrin menambahkan kalau Telkom juga telah mengembangkan salah satu kapabilitas AI di bidang recognition dalam bentuk produk, yaitu e-KYC atau Electronic Know Your Customer.
Produk ini berguna untuk mengenali customer lewat kemampuan AI ketika mereka hendak mendaftar di bank tanpa harus hadir ke cabang bank terdekat. Verifikasi ini hanya menggunakan ponsel dan fitur face atau video recognition, lalu AI akan menganalisis apakah pengguna dan datanya sudah sesuai dengan KTP mereka.
Selain di lingkungan Telkom, Fajrin juga menambahkan kalau AI pun sudah diterapkan oleh startup dibawah naungan Telkom Leap, beberapa diantaranya adalah Logee, Agree, PaDi UMKM, MySooltan, Simpeldesa, dan Telkom IoT, serta eLOK.
Startup-startup ini sudah diwajibkan untuk mulai menggunakan AI dalam menganalisis data serta menerapkan use case baru (dengan AI) untuk meningkatkan kemampuan produk yang sudah ada.
“Layanan eksistingnya sudah ada tapi bagaimana AI ini bisa diterapkan di masing-masing produk untuk meng-enhance layanan tadi seperti untuk chatbot, customer service dan lainnya,” tambah Fajrin.
Telkom juga ikut bergerak dalam tren metaverse lewat salah satu produk mereka, MetaNesia. Di tengah gempuran AI, Fajin mengatakan kalau kedepannya bisa jadi metaverse dan AI ini dikombinasikan untuk membuat use case bersama.
“Saat ini terpisah tapi sangat mungkin juga ke depan kita buat use case bersama. Metaverse is the visual interaction yang mana di dalamnya kemudian sangat mungkin ditempel dengan AI,” ujarnya.
Contohnya yang kemungkinan bisa dilakukan oleh kombinasi AI-metaverse ini adalah dimana nantinya bisa jadi chatbot yang berbasis teks dapat dihadirkan dalam bentuk video di dalam metaverse.