Home
/
Digilife

Data Twitter: Orang Indonesia Lebih Cerewet saat Pandemi

Data Twitter: Orang Indonesia Lebih Cerewet saat Pandemi

Birgitta Ajeng08 October 2020
Bagikan :

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Uzone.id - Pandemi virus corona (Covid-19) telah mengubah banyak hal, termasuk percakapan orang-orang Indonesia di Twitter. Dwi Adriansah, Country Industry Head, Indonesia menyatakan bahwa orang Indonesia lebih cerewet saat pandemi.

“Kita lihat orang Indonesia sebenarnya di pandemi ini bahkan lebih cerewet. Kita melihat triple digit growth volume pembicaraan orang menggunakan Twitter,” ujar Dwi dalam Media Briefing Perilaku Konsumen di Twitter Jelang Momen Belanja 2020, Kamis (8/10).

Pembicaraan tersebut melonjak dibandingkan tahun sebelumnya. Topik yang diperbincangkan warganet pun beragam, mulai dari percakapan tentang teknologi, olahraga, resep masakan, hingga percakapan tentang belanja terjadi di Twitter.

Data Twitter menunjukkan bahwa percakapan tentang belanja meningkat sebanyak 60 persen sejak Maret 2020 jika dibandingkan dengan Maret tahun lalu.

Baca juga: Andalkan AI, Instagram Bakal Sembunyikan Komentar Negatif Otomatis

Dilihat dari volume Tweet, orang-orang cenderung berbelanja secara online selama pandemi, sebanyak 89 persen orang yang menggunakan Twitter di Indonesia melakukan pembelian secara online pada kuartal satu 2020.

Di Twitter, percakapan belanja online sangatlah beragam. Menurut data Brandwatch, 44 persen pengguna Twitter di Indonesia berbicara mengenai belanja pakaian atau aksesoris, makanan 40 persen, peralatan rumah serta elektronik 35 persen, perawatan diri 33 persen dan tentang ponsel atau gawai 27 persen.

Selain itu, Twitter mencatat pertumbuhan kuat di Indonesia dengan volume Tweet sebesar 145.5 persen hingga Maret tahun ini dan dapat menjadi peluang bagi para brand untuk menerapkan strategi pemasaran jelang momen belanja tahun ini.

Baca juga: Syarat UMKM Terdampak Covid-19 Bisa Dapat Bantuan Facebook

Banyak orang datang ke Twitter untuk menemukan dan mencari rekomendasi tentang brand tertentu, melakukan review produk melalui utas, serta mendiskusikan produk yang sedang populer atau ramai dibicarakan.

"Topik tentang belanja yang biasanya baru mulai terlihat pada pertengahan tahun, kini mulai ramai dibicarakan sejak Maret 2020. Hal ini sekaligus memperlihatkan adanya peningkatan animo konsumen terkait belanja. Dalam hal ini, Twitter menjadi tempat bagi konsumen untuk berbagi dan mencari informasi tentang belanja," ujar Dwi.

Dwi menyebutkan jumlah percakapan tentang topik belanja di Twitter justru lebih tinggi pada saat pandemi dibandingkan pada tanggal momen-momen belanja.

populerRelated Article