Home
/
Automotive

Curhat Tenaga Penjual Mobil di Masa Pandemi, Gaji Dipotong 50 Persen

Curhat Tenaga Penjual Mobil di Masa Pandemi, Gaji Dipotong 50 Persen
Tomy Tresnady27 July 2020
Bagikan :

Ilustrasi (Foto: Markus Spiske - Unsplash)

Uzone.id - Intan (41) merupakan ibu dari satu anak yang bekerja menjadi tenaga penjual (sales) di diler Toyota di Bogor, Jawa Barat.
Dia mengeluhkan kondisi pasar otomotif di masa pandemi Covid-19 tidak sekinclong sebelum pandemi.

“Jualan satu (unit mobil) saja sudah alhamdulillah sekarang sih,” tutur Intan saat berbincang santai dengan Uzone.id, Minggu (27/7/2020).

Intan tahu betul di masa pandemi sekarang ini, orang-orang yang punya duit memikirkan sisi keselamatan diri dan keluarga, alih-alih belanja mobil baru.

Di bulan April saja, dia cuma bisa menjual satu unit. Banyak hambatan yang dihadapi tenaga penjual, seperti leasing tidak lagi membuka DP ‘ceper dan cuma menerima nasabah-nasabah besar.

“Percuma juga kalau pembeli sudah mau, tapi leasing malah tidak support,” tutur dia.

BACA JUGA: Selebrasi Valentino Rossi di Tribun Tanpa Penonton, Setelah 1 Tahun Lebih Gak Juara

Di sisi lain, penjualan mobil yang turun drastis pada akhirnya berimbas pada pemberian insentif kepada sales. Tidak ada mobil yang dijual, berarti hilang pula komisi untuk tambahan pendapatan sales.

“Yang punya duit mikir sisi safety-nya kan, antara yang ketakutan jaga jarak, isu penularan. Mereka sangat mengurangi ketemuan kan, bagaimana kita bisa follow-up, bisa jualan kalau calon pembelinya ada kekhawatiran begitu,” tuturnya.

Kondisi ekstrem yang dihadapi sales mobil saat ini adalah diler-diler di Tanah Air sudah mengetatkan ikat pinggang agar bisa meminimalkan pengeluaran.
Intan bercerita, ada diler yang sudah tidak bisa memberikan gaji bulanan kepada tenaga penjual. Jadi, pendapatan sales cuma dari insentif penjualan dan absensi.

Beruntung, diler tempat Intan bekerja masih bisa memberikan gaji meskipun nilainya sudah tinggal 50 persen saja.

“Kalau saya masih ada 50 persen mah (gaji bulanan). Sudah gaji dipotong, insentif kan tergantung penjualan. Penjualan susah gini peluang untuk jualan kecil, belum lagi persediaan unit, produksi kan pasti terganggu, spare part harus didatangkan dari luar, produksi dengan jam kerja harus disesuaikan kondisi PSBB lah,” cerita Intan betapa sulitnya jualan mobil di masa pandemi.

BACA JUGA: Yaris Cross Dijual Mulai Rp247 Juta, Intip Kehebatannya

Agar ekonomi keluarga tidak terganggu, Intan mengaku menjalankan usaha lain seperti yang dilakukan orang-orang di masa pandemi, yakni membuat usaha kuliner yang dijual melalui online.

Intan berkolaborasi dengan kakaknya menjalankan usaha kuliner dengan bendera Wajan Mama dengan membuat cemilan dan masakan jadi.

Meskipun penjualan otomotif yang tengah lesu, Intan bisa memetik hikmahnya karena usaha kulinernya bisa dibuat lebih serius lagi karena sebelumnya cuma untuk mengisi waktu luang.

“Tadinya iseng-iseng jadinya agak rajin, pastinya juga rumah makan pada tutup pasti butuh, celahnya di situ,”
Selain promosi lewat sosial media, di awal perjalanan usahanya, Intan memasarkannya lewat saudara, teman dan tetangga terdekat.

Memang sih, penjualan otomotif sudah sedikit menggeliat dibandingkan pada bulan April dan Mei. Namun, kata dia, pertumbuhannya masih sangat kecil.
Jika kondisi penjualan otomotif masih saja seret, Intan belum berniat ingin meninggalkan profesi tenaga penjual mobil dan beralih menjalani usaha kuliner.

“Kalau misalnya jalan dua-duanya kenapa nggak, toh dua-duanya menguntungkan, yang penting mah passion marketingnya sudah mendarah daging, apa pun dijual ha-ha-ha,” katanya.

Intan sudah belasan tahun jadi sales mobil, sehingga bisa memberi keuntungan bagi dia karena sudah punya banyak klien. Meskipun pandemi, masih bisa menghubungi klien-klien lama.

“Cuma ada segmen pembeli belum paham, jadi harus lihat dan pegang barangnya, kalau belum lihat belum afdol,” ujarnya.

VIDEO Mitsubishi Xpander Facelift Test Drive, Makin Layak Dibeli?

populerRelated Article