Home
/
Automotive

Community Week: Motoran Tua Bangka (MoTuBa) Terabas Hutan Baduy Pakai Bebek

Community Week: Motoran Tua Bangka (MoTuBa) Terabas Hutan Baduy Pakai Bebek

Kiri ke kanan: Ito Setiawan, Muninartomo alias Tom, Ardhi Mampir, host Bagja Pratama, dan Yusran Hakim alias Paci. (Foto: Kris / Uzone.id)

Tomy Tresnady12 March 2022
Bagikan :

Uzone.id - Para pecandu otomotif, khususnya yang suka banget sama motor-motoran, bisa dibilang orang-orang militan loh, gaes.

Lihat saja, baik itu hujan atau panas seperti tak pernah dirasakan di kala kenikmatan mengendarai sepeda motor didapat.

Kendaraan anti macet-macet klub ini sudah tersebar komunitas-komunitas di seluruh Indonesia. Mulai dari kelas motor bebek, skuter matik hingga motor bergaya Hampir-Davidson.

Di program Community Week pekan ini, Uzone.id sengaja mengundang narasumber dari komunitas MoTuBa atau Motoran Tua Bangka. Dinamakan ‘tua bangka’, para anggotanya bisa dibilang sudah berusia di atas setengah abad.

BACA JUGA: Ford Comeback Maret 2022, Ini 4 Model yang Dijual

Meski demikian, mereka masih hebat secara fisik. Mereka masih mampu touring jauh pakai motor bebek tua. Nah, masa yang muda-muda kalah sih sama mereka.

Perwakilan MoTuBa yang hadir datang ke kantor kami ada Ardhi Mampir, Yusran Hakim alias Paci, Suminartomo alias Tom dan Ito Setiawan. Mereka juga saat ini masih aktif menjadi wartawan otomotif.

Ardhi, mengawali cerita bahwa kesukaannya main motor sejak masih sekolah. "Memang kita hobi naik motor, mulai dari zamannya (Honda) 90Z terus ke (Honda) C70."

Di suatu hari, mereka berempat sepakat untuk touring bareng. "Jadi sebenarnya mengenang juga masa muda juga kita sampai sekarang walaupun gak muda lagi kita masih eksis tetap naik motor. Menolak tua ha-ha-ha, melawan gravitasi."

Ketika touring, Ardhie selalu ditemani oleh partner setianya, Honda Supra keluaran tahun 2006. Sedangkan Tom pakai Supra X keluaran tahun 2022.

Bahkan, Ardie suka ajak jalan Supra-nya itu hingga ke Bali dengan membawa anaknya. "Motor ini dulu suka jalan ama anak gue ke Bali, makanya gak bakal dijual, nanti anak gue nangis."

Tom berujar, seninya main motor tua salah satunya ada saja masalah teknis yang datang pada motornya. Itu malah yang membuatnya bahagia.

"Ada cerita, jadi awal MoTuBa itu sama-sama hobi. Hobi itu gak umum, lebih ekstrem, kita jalan juga gak (lewat) jalan yang mainstream, kita jalan ke pelosok-pelosok," katanya.

Selanjutnya, Ardhi berkelakar kalau Pacik adalah orang yang gak boleh melihat tanah dan hutan. Kalau sudah lihat kedua hal itu, Pacik, kata Ardhi, akan berbelok ke sana.

Mereka terakhir motor-motoran ke pedalaman hutan di Baduy, Banten, di mana jarang orang yang melewatinya. Menurut Ardhi, jalur ke hutan itu selayaknya dilalui sama motor trail.  

"Kita terakhir masuk hutan tuh, hutan (kawasan) Baduy. Jadi jarang dilalui orang tapi sebenarnya itu harusnya pakai trail tapi pakai bebek lolos juga. Orangnya tua, motornya tua, maksain masuk hutan,' ujarnya.

Tom juga punya kenangan saat touring masuk ke dalam hutan di kawasan Baduy. "Waktu kita masuk hutan itu satu jalur, single trek, sebelah kanan kita tebing, sebelah kiri kita jurang kita baliknya susah. Cuma ya, itu skill yang kita pakai, ada pohon tumbang di tengah jalan."

BACA JUGA: Daihatsu Lakukan Recall Rocky, GranMax, dan Luxio

"Halangan kita kemaren di hutan baduy itu ada jalan kira-kira 30 cm, kita melipir, itu sebelah kirinya ada jurang sekitar 40 meter," Ardhi menyambungkan cerita Tom.

Menyinggung usia mereka lebih dari setengah abad, namun masih kuat motor-motoran hingga ke pedalaman, Tom punya pemikiran sendiri.

Menurutnya, orang akan berpikir jika fisik semakin tua maka akan seperti mobil uang semua spare part sudah lemah.

"Nah, persoalannya manusia beda sama barang mati. Kita semua punya respons. Kita punya otot yang otot yang kalau biarin malah cepat nge-drop makanya harus terus dilatih, refleks," ucapnya.

Pacik juga menambahkan bahwa dirinya harus terus melatih fisik. Dan, kenapa dia masih kuat touring jarak jauh juga karena jam terbang.

"Kita ini sudah tua motoran gini karena background kita punya jam terbang. Sudah tua begini apa kita mampu sih seperti muda dulu, tapi kalau gak ada niat, kita gak punya passion, gak akan jalan," ungkapnya.

Ardhi menerangkan, sebelum mereka blukusan ke pedalaman hutan di Baduy, komunitas MoTuBa lebih dulu menjelajahi Dieng hingga Nepal Van Java. 

populerRelated Article