Chip Langka, Ini Ramalan Foxconn
Ilustrasi (Foto: Vishnu Mohanan / Unsplash)
Uzone.id - Dunia elektronik tengah mengalami kelangkaan chip dan diperkirakan berlangsung hingga tiga tahun, menurut laporan Foxconn yang dikenal perusahaan pemasok untuk Apple."Dalam dua bulan pertama kuartal pertama, dampak (dari kekurangan chip) tidak begitu gamblang, tapi kami secara bertahap melihat perubahan itu," kata Young Liu, pimpinan Foxconn, kepada investor pada Selasa (30/4/2021).
Liu menambahkan bahwa kekurangan chip akan berlanjut hingga 2022, mengutip laporan penelitian dari para analis, seperti dilansir Uzone.id dari FT.
Foxconn merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Taiwan dengan nama Hon Hai Precision Industry. Foxconn jadi produsen elektronik kontrak terbesar di dunia.
BACA JUGA: Apa Itu Restock? Startup dengan CEO Muhammad Farid Andika Terlibat Kasus Senjata Api
Fakta bahwa perusahaan merakit perangkat elektronik dan membuat komponen untuk semua merek teknologi terkemuka secara global menjadikannya penentu tren dalam manufaktur elektronik konsumen.
Penilaian Liu itu mengikuti peringatan dari Samsung Electronics, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, mengenai "ketidakseimbangan yang serius" dalam permintaan dan pasokan chip global pada dua minggu lalu.
Liu mengatakan, karena pelanggan Foxconn termasuk di antara perusahaan terkemuka di industri elektronik dengan volume pesanan terbesar, mereka tidak mengalami kekurangan dibandingkan beberapa mitra yang lebih kecil.
Foxconn tidak akan bisa memenuhi sekitar kurang dari 10 persen pesanannya akibat kekurangan komponen, kata Liu.
"Komentarnya menarik karena sebelumnya beberapa perusahaan PC menyarankan kalau situasi mungkin membaik, tapi dia tampaknya mengatakan sebaliknya," kata Patrick Chen, kepala riset Taiwan di CLSA.
Chen menambahkan, komponen yang paling terpengaruh oleh kekurangan tersebut termasuk sirkuit terintegrasi analog (IC), termasuk untuk driver tampilan dan manajemen daya.
Pernyataan Foxconn datang saat perusahaan melaporkan hasil keuangan sedikit di bawah ekspektasi investor untuk kuartal keempat tahun 2020.
Laba bersih turun 4 persen menjadi USD1,61 miliar atau sekitar Rp23,4 trilun (kurs Rp14.542 per USD1) dari periode yang sama tahun sebelumnya terutama karena dampak dari Taiwan.
Itu akibat kenaikan tajam nilai kurs dolar versus mitranya di AS, kata Foxconn. Margin kotor perusahaan turun menjadi 5,69 persen dari 6,67 persen tahun sebelumnya dan semakin jauh dari target perusahaan, yakni sebesar 7 persen.
Foxcon masih "sangat optimis" soal kinerja perusahaan tahun ini karena permintaan di semua segmen produknya kuat pada kuartal pertama.
Selama tidak ada gangguan baru dari pandemi Covid-19 dan tidak ada dampak serius dari kekurangan komponen, Foxconn masih bisa mencapai target margin kotornya, kata Liu.
Optimisme Foxconn berasal dari persiapan awal untuk mengalihkan beberapa manufaktur dari China, imbuhnya.
Menurut Liu, produksi Foxconn di China naik 75 persen tahun lalu karena keberhasilan negara itu dalam mengendalikan pandemi sehingga kondisi manufaktur cepat pulih dibandingkan di tempat lain.
Namun, Foxconn berharap lebih banyak kapasitas dialihkan dari China setelah meiluat situasi Covid-19 membaik di negara lain.
VIDEO Unboxing Realme 8 Pro Indonesia