Home
/
Health

Cegah Anak Kecanduan Game dengan Kembali ke Permainan Tradisional

Cegah Anak Kecanduan Game dengan Kembali ke Permainan Tradisional

Ade Indra Kusuma31 May 2019
Bagikan :

Seiiring dengan perkembangan zaman, anak-anak mulai meninggalkan permaianan tradisional dan beralih bermain game  menggunakan gadget.

Padahal permainan tradisional dikenal memiliki banyak manfaat bukan hanya bagi kesehatan fisik, tetapi juga secara psikologis.

Apalagi saat ini, kecanduan game juga sudah dikonfirmasi WHO sebagai salah satu masalah gangguan perilaku.

"WHO baru-baru ini mengeluarkan statement bahwa gadget sudah menjadi adiksi dan harus dicegah," kata founder Lembaga Kemanusiaan ESQ atau LK ESQ, Ary Ginanjar Agustian di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (29/5/2019).

Karena itu juga, LK ESQ berinisiatif untuk memboyong 1.000 anak yatim piatu dan tidak mampu untuk bermain permainan tradisional seperti Galasin dan Layang-layang bertempat di Taman Mini Indonesia Indah.

Semuanya berasal dari panti asuhan dan lembaga pendidikan dibawah binaan LK ESQ yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cikarang.

Bertemakan "Jelajahi Permainan Rakyat Nusantara", anak-anak diperkenalkan dengan permaiann tradisional seperti Gasing, Egrang, Dampu, Congklak, Kelereng, Galasin, Karet, dan permainan Nusantara lainnya.

Serunya bermain permainan tradisional ketimbang gadget [Risna/Suara.com]
Preview
Serunya bermain permainan tradisional ketimbang gadget [Risna/Suara.com]

Mereka akan diperkenalkan sekitar 10 permainan tradisional di setiap anjungan yang dikunjungi yaitu Anjungan Sumatera Barat, Anjungan Daerah lstimewa Yogyakarta, Anjungan Kalimantan Selatan, Anjungan Sulawesi Tenggara, dan Anjungan Nusa Tenggara Barat.

Ketua Lembaga Kemanusiaan ESQ, Lea Sri Endari Irawan, acara ini juga merupakan bentuk keprihatinan terhadap kondisi dimana gadget sudah sangat mempengaruhi kehidupan anak-anak.

"Kita lihat dari berbagai lapisan usia sudah terbawa gadget terutama anak-anak. Anak-anak kini punya dunianya sendiri padahal sesungguhnya mereka masih butuh waktu untuk bermain bersama, membentuk team work seperti kenangan kita puluhan tahun lalu," jelas Lea Irawan dalam acara yang sama.

Dalam kegiatan tersebut, Lembaga Kemanusiaan ESQ juga memberikan uang santunan, bingkisan dan perlengkapan sekolah kepada 1.000 anak yatim piatu, dan dhuafa. 

 

Berita Terkait:

populerRelated Article