Home
/
News

BMKG Akui Belakangan Ada Peningkatan Aktivitas Kegempaan

BMKG Akui Belakangan Ada Peningkatan Aktivitas Kegempaan
Eka Santhika17 July 2019
Bagikan :

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengakui terjadi peningkatan kegempaan dalam beberapa bulan terakhir. Menurut hasil pemantauan gempa bumi, peningkatan aktivitas kegempaan di laut Maluku, selatan Sumbawa, dan selatan Bali.

Hal itu disampaikan usai dua kejadian gempa bumi di Halmahera Selatan dan Bali yang terjadi pada waktu yang berdekatan.

"Memang hasil monitoring gempa bumi menunjukkan beberapa bulan terakhir ada peningkatan aktivitas kegempaan di laut Maluku, selatan Sumbawa, dan selatan Bali," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono melalui pesan singkat yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (17/7).

"Namun demikian adanya aktivitas gempa yang terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan dan lokasi yang berdekatan tersebut, bukan berarti antar gempa tersebut saling menjalar dan saling picu. Masing-masing sumber gempa berbeda dan memiliki aktivitas sendiri-sendiri," sambungnya.

Lebih lanjut Daryono menjelaskan gempa yang terjdi di Halmahera Selatan berkekuatan magnitudo 7,2 SR akibat aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Sorong Bacan.

Sedangkan gempa yang terjadi di Bali disebabkan oleh adanya deformasi atau patahan lempeng Australia yang tersubduksi ke bawah lempeng Eurasia di selatan Bali.

"Gempa adalah manifestasi pelepasan energi yang terjadi secara tiba-tiba dari akumulasi medan tegangan dalam batuan yang sudah berlangsung sangat lama. Jika dibilang sedang aktif ya iya, maka terjadi gempa," jelasnya.

Saat ditanya apakah ada batasan waktu berapa lama peningkatan aktivitas gempa bumi terjadi, Daryono mengatakan tidak ada pola waktu yang spesifik.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, gempa bumi mengguncang Halmahera Selatan magnitudo 7,2 pada Minggu (14/7). Episentrum gempa tersebut berada sekitar 135 kilometer barat daya Ternate (Maluku Utara) atau 0.51 Lintang Utara dan 126,18 Bujur Timur, dengan kedalaman 10 kilometer.

BMKG sempat mengeluarkan status peringatan dini tsunami di sejumlah wilayah pesisir di Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Akibat gempa tersebut, BMKG pun menyampaikan peringatan daerah-daerah yang berpotensi tsunami berdasarkan pemodelan yang telah dilakukan.

Dua hari usai gempa bumi di Halmahera Selatan tepatnya pada Selasa (16/7) giliran masyarakat di wilayah Nusa Dua Bali diguncang gempa berkekuatan magnitudo 6. BMKG menyebut gempa itu terjadi di titik 9.11 Lintang Selatan dan 114.54 Bujur Timur dengan kedalaman 68 kilometer.

Sebanyak tujuh kali gempa susulan terjadi pascagempa bumi bermagnitudo 6 SR mengguncang Kabupaten Jembrana. Kekuatan gempa susulan paling besar bermagnitudo 3,2 SR dan terkecil 2,5 SR. Gempa bumi berkedalaman menengah di Bali tersebut menurut hasil pemodelan BMKG tidak berpotensi tsunami.

Berita Terkait

populerRelated Article