Home
/
Lifestyle

Batik Bantul Kini Jadi Incaran

Batik Bantul Kini Jadi Incaran

Dythia Novianty06 March 2017
Bagikan :

Batik yang diproduksi para perajin Desa Triharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, makin diminati masyarakat sehingga pasarnya masih terbuka luas.

"Untuk pasarnya Alhamdulillah sampai saat ini masih cukup terbuka luas, karena ciri khas batik Bantul itu masih disenangi masyarakat luas," kata perajin batik Desa Triharjo Pandak Budi Harjono di Bantul, Minggu (5/3/2017).

Menurut dia, masih terbuka luasnya pasar bagi produk batik khas Bantul ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah daerah (Pemda) DIY yang menganjurkan para pegawai negeri sipil (PNS) memakai seragam batik.

"Karena kemarin ada anjuran dari Gubernur DIY kalau pegawainya untuk memakai batik, setidaknya ada sekitar 12 motif batik yang diluncurkan untuk seragam pegawai Yogyakarta," ujarnya.

Menurut Budi, batik Bantul mempunyai ciri khas khusus sehingga digemari masyarakat luas.

"Batik bantul lebih disukai walaupun motifnya sangat sederhana, dari dulu sampai sekarang hanya itu saja tetapi masih banyak yang suka. Jadi kita punya ciri khas khusus batik yang motif tradisional dengan pewarna alami," ungkapnya.

Budi yang menggeluti usaha membatik sejak beberapa tahun silam menyebut tren pewarnaan batik sudah mengikuti perkembangan zaman sesuai dengan tren sekarang ini, baik warna hitam, biru, putih dan warna yang cerah.

"Sebenarnya sudah mengikuti tren sekarang, kita hanya meniru saja dan motinya bisa dipadukan ke tang motif tradisional, cuma warna kita sesuaikan dengan permintaan pasar," katanya.

Budi mengatakan, dalam sebulan industri kerajinan batik di beberapa daerah yang dimilikinya bisa memproduksi sekitar dua ribuan lembar batik yang sebagian besar batik cap, selanjutnya batik tulis yang dikombinasikan dengan cap.

"Produksi per bulan bisa sekitar dua ribu lembar batik cap, karena saya juga punya toko di Jakarta, Surabaya dan Bandung, kalau batik tulis kombinasi kita produksinya tidak terlalu banyak hanya sekitar seratus per bulan," katanya.

Sedangkan pasar batik yang diproduksinya, kata dia dipasarkan ke beberapa kota seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, kemudian Kalimantan, bahkan ada yang ke luar negeri, misalnya Singapura, Filiphina, Malaysia dan Thailand.

"Bahkan, ke Thailand itu rutin per bulan mengirim untuk seragam ibu-ibu PKK (pembinaan kesejahraan keluarga). Di Thailand sudah ada kerja sama dengan ibu ibu PKK kedubes (kedutaan besar)," katanya. [Antara]

Preview

populerRelated Article