Home
/
Health

Bahan-bahan Dalam Kosmetik yang Harus Dihindari Ibu Hamil

Bahan-bahan Dalam Kosmetik yang Harus Dihindari Ibu Hamil

Ajeng Quamila11 January 2017
Bagikan :

Kehamilan bisa menjadi masa-masa yang menyenangkan, namun juga menjadi masa di mana segalanya jadi membingungkan. Banyak pantangan yang harus dipatuhi oleh ibu hamil, mulai dari tidak merokok, minum alkohol, atau bahkan makan sushi. Belum lagi masalah mengenai produk kecantikan mana yang boleh dan tidak boleh digunakan selama hamil.

Food and Drugs Association (FDA) US mengkategorikan obat-obatan dan bahan kimia dalam empat kategori, mulai dari yang paling aman sampai yang paling berbahaya: A, B, C, D, dan X. Umumnya, hanya kategori A dan B yang dianggap aman digunakan selama kehamilan, namun untuk mengetahui bahan-bahan mana saja yang juga ditemukan dalam produk kecantikan bisa menjadi satu tantangan tersendiri. Untuk itu, kami telah merangkum sejumlah bahan kosmetik yang harus dihindari oleh ibu hamil.

Retinoid (Retin-A, Renova, Retinol, dan retinyl palmitate): Ditemukan dalam obat jerawat resep dan produk kecantikan anti-aging. Retinoid dan semua turunannya (retinaldehyde, differin, adapalene, tretinoin, tazarotene dan isotretinoin) masuk dalam kategori C (notabene aman tapi mengandung risiko), namun tetap harus dihindari. Tazorac dan Accutane, versi lain dari turunan retinoid, masuk ke dalam kategori X (kontraindikasi dan harus dihindari).

Vitamin A memang dibutuhkan untuk perkembangan janin dalam rahim, tapi asupan yang berlebihan bisa menyebabkan cacat lahir serius dan keracunan hati. Dokter pada umumnya akan menyarankan pasien mereka untuk tidak merencanakan kehamilan selama memakai produk mengandung retinoid, dan jika Anda hamil saat menggunakan retinoid, hentikan penggunaan secepatnya.

Benzoyl peroxide: Ditemukan dalam obat jerawat nonresep. Benzoyl peroxide berada dalam kategori C.

Tetracycline: Tetracycline adalah antibiotik yang umum ditemukan dalam obat jerawat dan penyakit Lyme. Tetracycline masuk dalam kategori D. Obat-obatan lainnya termasuk doxycycline dan minocycline. Sejumlah studi menemukan bahwa penggunaan tetracycline saat hamil bisa merusak hati ibu hamil dan menyebabkan perubahan warna keabuan pada bayi saat masa pertumbuhannya. Antibiotik alternatif yang umum diresepkan untuk ibu hamil termasuk amoxicillin atau erythromycin.

Beta hidroxy acid (BHA): Juga berada dalam kategori C. Ditemukan dalam produk kecantikan untuk membantu meredakan jerawat, kulit berminyak, dan mengangkat sel-sel kulit mati (exfoliation), termasuk pula salicyclic acid, 3-hydroxypropionic acid, trethocanic acid, dan tropic acid.

Salicyclic acid, saat dikonsumsi oral (diminum), bisa menyebabkan komplikasi kehamilan dan bahkan cacat lahir. Penggunaan topikal pada kulit tubuh atau wajah jauh lebih berisiko untuk ibu hamil karena bahan aktif ini akan lebih mudah terserap ke dalam aliran darah. Segera kunjungi unit gawat darurat terdekat jika Anda mengalami gejala keracunan salicyclic acid seperti: pusing, kepala berkunang-kunang, napas cepat, atau telinga berdering.

Hydroquinone: Hydroquione (termasuk idrochinone, quinol, 1-4 dihydroxy benzene, 1-4 hydroxy benzene) adalah kategori C dan umum ditemukan dalam krim pemutih wajah. Selama masa kehamilan, normal bagi kulit Anda untuk menggelap atau timbul flek-flek kecokelatan di wajah akibat perubahan hormon. Tapi, wajib bagi Anda untuk menghindari pemakaian produk kecantikan apapun yang mengandung hydroquinone.

Alumunium chloride hexahydrate: Ditemukan dalam beberapa deodoran. Termasuk pula alumunium chlorohydrate. Alumunium chloride hexahydrate masuk dalam kategori C.

Formalin: Termasuk pula quaternium-15, dimethyl-dimethyl (DMDM), hydantoin, imidazolidinyl urea, diazolidinyl urea, sodium hydroxymethylglycinate, dan 2-bromo-2-nitropropane-1,3-diol (bromopol). Formalin bisa meningkatkan risiko keguguran atau gangguan kesuburan.

Klasifikasi formalin dalam daftar FDA masih belum ditentukan, tapi penggunaan bahan kimia ini tetap harus dibatasi, terutama bagi ibu hamil. Formalin umum ditemukan dalam beberapa cat kuku gel, produk pelurusan rambut, dan lem bulu mata.

Toluene: Termasuk pula methylbenzene, toluol dan antisal 1a. Toulene umum ditemukan dalam cat kuku.

Phthalate: Termasuk kategori C, umum ditemukan dalam beberapa parfum sintetik dan cat kuku. Phthalate, toluene, dan formalin dikenal sebagai “trio racun” yang harus dihindari sama sekali, terutama selama masa kehamilan.

Paraben: Termasuk pula propyl, butyl, isopropyl, isobutyl and methyl parabens. Umum ditemukan dalam beberapa produk perawatan tubuh, sampo, sabun, dan kosmetik.

Dihydroxyacetone (DHA): Dihydroxyacetone adalah komposisi pendukung dalam produk penggelap warna kulit alias self-tanning. DHA adalah bahan kimia yang bereaksi terhadap lapisan kulit mati tubuh, menambahkan warna, dan dianggap lebih aman daripada berjemur. Walaupun begitu, DHA bisa terhirup tubuh saat proses penyemprotan.

Diethanolamine (DEA): Umum ditemukan dalam beberapa produk perawatan rambut dan tubuh. Hindari pula diethanolamine, oleamide DEA, lauramide DEA, dan cocamide DEA.

Thioglycolic acid: Umum ditemukan dalam beberapa cairan wax kimia untuk mencabut bulu. Hindari pula acetyl mercaptan, mercaptoacetate, mercaptoacetic acid, dan thiovanic acid.

Bahan aktif tabir surya: Mempertimbangkan begitu banyaknya bahan kimia yang terkandung dalam tabir surya, sebaiknya pilih produk tabir surya dengan kadar bahan mineral aktif titanium dioxide dan/atau zinc oxide yang lebih ringan.

BACA JUGA:

populerRelated Article