ASEAN Jadi Magnet Teknologi Dunia, Indonesia Kalah Saing Investasi
Uzone.id — Bak tren baru, perusahaan teknologi global seperti Google, Microsoft, hingga Apple ramai-ramai membidik negara Asia, khususnya kawasan Asia Tenggara untuk membangun infrastruktur seperti pusat AI, pusat data dan pusat penelitian mereka di sana.
Singapura, Thailand, Indonesia, Vietnam hingga Malaysia menjadi negara yang banyak disinggahi oleh bos-bos raksasa teknologi tersebut. Sayangnya, dari sekian banyak investasi yang dikucurkan di Asia Tenggara, Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia.Dimulai dari Microsoft, perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates ini berkomitmen untuk berinvestasi di beberapa negara di Asia Tenggara. Di Indonesia, Microsoft telah mengumumkan bahwa pihaknya akan berinvestasi sebesar USD1,7 miliar atau Rp27,6 triliun untuk empat tahun ke depan.
Investasi ini nantinya akan digunakan untuk membangun infrastruktur cloud dan AI baru di Indonesia, kesempatan pelatihan keterampilan AI bagi 840.000 orang, dan dukungan terhadap komunitas developer dalam negeri.
Sekilas, angka tersebut terlihat sangat fantastis. Namun, angka ini ternyata lebih kecil dari investasi Microsoft ke negara tetangga, Malaysia.
Pada 2 Mei 2024, Microsoft mengumumkan investasi sebesar USD2,2 miliar atau sekitar Rp35,4 triliun di Malaysia.
Sama seperti Indonesia, Investasi ini akan digunakan untuk mmbangun infrastruktur cloud dan AI, menciptakan peluang keterampilan AI untuk 200 ribu orang, memperkuat kemitraan dengan Pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber negara tersebut.
Selanjutnya, Indonesia juga ‘dilewati’ oleh beberapa perusahaan global seperti Amazon. Perusahaan milik Jeff Bezos ini lebih memilih berinvestasi di Singapura sebesar USD9 miliar atau Rp144 triliun untuk memperluas infrastruktur komputasi awan di Singapura.
Beralih ke Google, Indonesia lagi-lagi mendapatkan dana investasi lebih kecil dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya. Di Thailand, Google mengucurkan dana sebanyak USD1 miliar atau Rp15,2 triliun untuk mengembangkan proyek Artificial Intelligence (AI), pusat data dan Cloud di Bangkok dan Chonburi.
Tak hanya itu, Google juga mengucurkan dana sebesar USD2 miliar atau Rp30 triliun untuk membangun pusat data di Malaysia. Pusat data tersebut kini sudah mulai dibangun dan terletak di Elmina Business Park milik Sime Darby Property, Selangor. Pusat data dan cloud ini disebut akan memfasilitasi layanan digital Google, termasuk Maps dan Google Workspace.
Sebenarnya, Google juga turut berinvestasi di Indonesia. Meski begitu, investasi ini tidak sebesar yang dikucurkan ke Thailand, apalagi Malaysia. Bahkan, nilai angkanya jauh sangat sedikit dibanding dua negara tersebut, tujuannya pun berbeda dan bahkan tidak spesifik ditujukan hanya ke Indonesia saja, melainkan ke Asia Pasifik.
Per Juni 2024 lalu, Google menggelontorkan dana sebesar USD15 juta atau Rp243 miliar untuk program pengembangan Talenta Digital bernama AI Opportunity Fund se-Asia Pasifik, termasuk Indonesia.
Berlanjut ke Apple, terlepas dari pecinta produknya yang membludak di Indonesia, Tim Cook ternyata cukup pelit untuk mengucurkan investasi ke Indonesia. Kalah dari Singapura dan Vietnam, investasi Apple di Indonesia hanya sekitar Rp1,7 triliun saja.
Di Vietnam, Apple tercatat menanamkan investasi lebih besar di Vietnam yang mencapai Rp256 triliun. Sementara di Singapura, Apple melakukan investasi sebesar Rp4 triliun atau USD250 juta.
Namun, angka Rp1,7 triliun ini kemungkinan akan bertambah, pasalnya Apple kabarnya telah menyanggupi untuk menambah angka investasi mereka di Indonesia menjadi USD1 miliar atau Rp16 triliun.
Baru-baru ini, Bos Nvidia, Jensen Huang hadir ke Indonesia dan disambut dengan meriah oleh penggemarnya. Dirinya bahkan sempat menjadi pembicara utama dalam seminar Indonesia AI Day dan sempat makan gultik di Blok M bersama Najwa Shihab.
Sayang, dalam kunjungan singkat tersebut, bos Nvidia ini tidak memberikan kejelasan soal investasinya di Indonesia. Berbeda jauh dengan Indonesia, kehadiran Jensen Huang di Vietnam justru membawa uang segar untuk negara tersebut.
Melansir dari Reuters, Senin, (09/12), Nvidia bersama dengan pemerintah Vietnam sepakat untuk mendirikan pusat penelitian dan pengembangan serta dan pusat data AI di negara tersebut.
“Kami sangat senang bisa membuka pusat penelitian dan pengembangan Nvidia untuk untuk mempercepat perjalanan AI di Vietnam," ujar Jensen Huang, pendiri dan CEO NVIDIA dalam keterangannya.
Tak hanya itu, Jensen Huang juga melakukan akuisisi startup layanan kesehatan VinBrain sebagai bentuk perluasan kerjasama antara dirinya dan perusahaan raksasa Vietnam untuk mengembangkan AI dan infrastruktur digital di negara tersebut.
Tidak diketahui berapa banyak tepatnya Nvidia melakukan investasi namun, pada April lalu, perusahaan teknologi Vietnam, FPT, mengatakan bahwa mereka berencana untuk membangun pabrik AI senilai USD200 juta menggunakan chip grafis dan perangkat lunak Nvidia.