Home
/
News

Asal Usul Celup Tinta di Jari Setelah Mencoblos Pemilu

Asal Usul Celup Tinta di Jari Setelah Mencoblos Pemilu

Puput Tripeni Juniman27 June 2018
Bagikan :

Setelah mencoblos di TPS saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018, setiap orang bakal diminta untuk menyelupkan jari ke tinta yang telah disediakan. Tinta berwarna ungu kebiruan itu menjadi penanda bahwa orang tersebut sudah menggunakan hak suaranya.

Penggunaan tinta ini bukan hal baru dalam sejarah pemilihan umum (Pemilu) di dunia. Tinta ini bahkan sudah digunakan lebih dari 50 tahun.

Pemakaian tinta ini berawal dari pelaksanaan Pemilu di India. Saat Pemilu pertama India pada 1950 itu, komisi pemilihan India mengalami masalah besar yaitu pencurian identitas. Ketika itu, banyak pemilih yang menggunakan hak suaranya sebanyak dua kali.

Pemerintah lalu mencari cara untuk melindungi kepentingan rakyat India. Berdasarkan hasil studi dari Fallow's Chemical Society, London, pemerintah diminta untuk membuat tinta sebagai penanda agar tak terjadi kecurangan. Akhirnya, pemerintah India mulai menggunakan tinta ungu saat Pemilu ketiga pada 1962.

Setiap orang yang sudah menggunakan hak suara diminta untuk menandai salah satu kuku mereka. Kuku jari dipilih lantaran sulit dihilangkan dan tanda mudah dikenali saat memberikan kartu identitas. Orang yang sudah memiliki tanda tersebut tak lagi boleh memilih untuk kali kedua.

Tinta yang digunakan saat itu juga bukan sembarang tinta, melainkan tinta permanen yang hanya dapat hilang diganti oleh pertumbuhan kuku baru sekitar empat bulan lamanya. Tinta itu mengandung perak nitrat yang dapat membuat warna tahan lama dan tak mudah pudar oleh air sabun dan bahan yang mengandung klorin.

Diberitakan Deccan Chroniccle, pemerintah India menggunakan tinta hasil produksi Mysore Paints and Varnishes Ltd (MPVL). Perusahaan itu merupakan satu-satunya pemasok tinta untuk Pemilu. Mereka bahkan juga mengimpor tinta itu ke banyak negara seperti Inggris, Malaysia dan Turki.

Berita Terkait

populerRelated Article