Arti Penting Ajang Academy Awards bagi Film Indonesia
Sutradara Nia Dinata sepakat bahwa Indonesia harus tetap mengirimkan film ke ajang Academy Awards meski belum pernah lolos sebagai nomine. Pasalnya, menurut sutradara yang karyanya juga pernah dikirim sebagai wakil, itu demi menunjukkan bahwa Indonesia menjadi bagian dalam peta perfilman dunia.
"Sama aja seperti ada Olimpiade terus Indonesia enggak mengirimkan atletnya. Banyakan ruginya, seolah-olah Indonesia tidak ada di peta dunia," katanya lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Rabu (18/9) malam.
Di sisi lain, film-film yang dikirimkan ke ajang penghargaan Piala Oscar itu pun disimpan dalam Museum AMPAS di Los Angeles dan bisa diakses siapa pun.
Preview |
Nia sendiri mengungkapkan bahwa dia pernah mengunjungi museum tersebut dan menemukan filmnya, Ca-bau-kan yang dikirim sebagai wakil Indonesia pada 2002.
"Saya pernah ke sana waktu saya dapat beasiswa pada 2008. Jadi saya lihat, 'Oh ada tuh film saya, Ca-bau-kan disimpan di museum itu'. Jadi kalau enggak dikirim dari Indonesia, ya enggak ada filmnya di museum. Itu kan pertanda juga walaupun tidak masuk nominasi atau 'shortlist', paling tidak negara ini kirimkan wakilnya," ujarnya.
Pihak penyelenggara ajang tersebut, Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) memang memiliki museum khusus bertajuk Academy Museum of Motion Pictures. Museum itu saat ini sedang direnovasi dan direncanakan dibuka kembali pada awal 2020.
Sejak 1930-an, AMPAS telah mengumpulkan materi yang berhubungan dengan film dan dianggap sebagai kurator terkemuka dunia dalam sejarah perfilman. Koleksi permanen AMPAS berisi lebih dari 12 juta foto, 190 ribu gambar bergerak, 80 ribu skenario, 61 ribu poster, dan lebih dari 104 ribu karya seni produksi. Jumlah itu terus bertambah seiring penyelenggaraan ajang Academy Awards.
Peran Negara dalam Promo
Di samping berbicara tentang pentingnya mengirim film ke Academy Awards, Nia pun berbagi pengalaman selama mempromosikan film Ca-bau-kan agar menarik perhatian dan dipilih para anggota AMPAS.
Menurutnya itu proses yang tidak mudah. Sama seperti produser Fauzan Zidni saat membawa Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak tahun lalu, Nia pun menilai butuh upaya serta biaya tak sedikit.
Apalagi, dia mengurus itu secara independen tanpa pendampingan dari negara yang seharusnya terlibat aktif.
"Pada 2002, setelah dipilih oleh tim kurator, Ca-bau-kan wakili Indonesia untuk Foreign Language Film di Academy Awards. Saat itu aku sebenarnya paham, bahwa kita seharusnya mempersiapkan tim publisis di Los Angeles, yang terbiasa menangani proyek-proyek film luar negeri supaya ditonton," paparnya.
Preview |
Nia menambahkan, "Karena langkah awalnya ketika negara sudah konfirmasi memilih dan mengirimkan film tersebut ke Academy Awards maka selanjutnya adalah negara yang harusnya memastikan film tersebut ditonton oleh anggota AMPAS dan [anggota AMPAS] itu jumlahnya ribuan."
Dia pun mengenang bahwa saat itu di samping master film yang dikirim, juga dibutuhkan ribuan DVD untuk anggota AMPAS. Penyebaran DVD dimaksudkan agar para anggota menonton dan menjadi pertimbangan dalam menentukan film yang dipilih.
Dan tim publisis lah kelak yang membantu untuk mempromosikan serta menyebarkan film tersebut kepada para member AMPAS.
"Publisis yang sudah ditunjuk negara di luar Amerika itu yang menyewa bioskop untuk mengundang para Academy member untuk nonton. Makanya publisis penting, dan dana publikasi untuk iklan, spanduk, segala bentuk iklan di outdoor maupun majalah, internet itu penting," tambahnya.
FILM INDONESIA DI
AJANG ACADEMY AWARDS |
Untuk itu, Nia menyuarakan agar negara terlibat aktif dalam mempublikasikan film yang telah dipilih menjadi wakil Indonesia ke ajang Academy Awards.
"Kalau negara yang pilih filmnya, harusnya negara [yang promosi]. Jadi harusnya ketika dulu Kementerian Pendidikan Budaya dan Pariwisata yang membuat tim kurator dan menunjuk film Ca-bau-kan. Harusnya tidak dilepas tim kurator saja, harusnya mereka melibatkan satu orang public relations yang bisa bahasa Inggris dan berwawasan internasional, berkontak dengan publisis di Hollywood dan hire publisis itu untuk handle film Indonesia," ujar Nia.
Sebelumnya, saat dihubungi terpisah, produser Fauzan Zidni mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia lewat Bekraf dan Pusbangfilm untuk pertama kali memberi bantuan kepada film yang telah dipilih mewakili Indonesia berkompetisi ke Academy Awards.