Anak Suka Mengisap Jempol? Begini Mengatasinya
Mengisap jempol atau memasukkan jari bahkan tangan ke mulut memang lazim dilakukan bayi. Hal ini bahkan baik untuk tumbuh kembangnya dan bagian dari eksplorasi yang perlu didukung,
Tapi bagaimana bila hal ini jadi kebiasaan yang tidak juga hilang saat usia anak sudah lebih dari 1 tahun bahkan mulai masuk usia prasekolah?Waspada, Moms! Kebiasaan ini bisa mengubah posisi gigi dan lidah anak hingga menghambat keterampilan bicaranya. Mengisap jempol juga mengganggu kesehatan mulut dan gigi anak sehingga risiko anak terinfeksi bakteripun meningkat.
Bila kebiasaan anak mengisap jempol masih terjadi sampai anak mulai bersekolah, ia juga bisa jadi bahan ejekan atau di-bully oleh teman-temannya. Duh, kasihan ya!
Bagaimana mengatasinya? kumparanMom (kumparan.com) merangkum cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk bisa mengatasi kebiasaan mengisap jempol pada anak sebagai berikut:
Pahami Penyebabnya
Pada batita, biasanya kebiasaan mengisap jempol muncul beberapa saat setelah jam makan terakhir atau saat ia mulai merasa lapar. Coba beri camilan seperti buah potog atau atur kembali jam jam makannya.
Berikan Rasa Nyaman
Ada juga, anak yang mengisap jempol ketika ia merasa tidak tenang, cemas, sedih atau butuh kehangatan. Maka tak heran, kebiasaan mengisap jempol pada anak biasanya muncul ketika akan tidur atau menangis.
Segera kurangi ketidaknyamanan si kecil dengan memberinya pelukan hangat atau belaian. Lepas isapan jempolnya perlahan, genggam tangan anak, dan katakan, "Ibu ada di sini menemani kamu. Semua akan baik-baik saja".
Ajak Anak Menggunakan Jarinya
Coba ajak anak melakukan aktivitas atau permaianan positif yang membuat jari-jarinya aktif bergerak. Bisa dengan menyusun mainan yang berantakan, bertepuk tangan, atau apapun yang bisa mengalihkannya dari mengisap jempol atau jari.
Selain bagus untuk motoriknya, anak juga akan lebih percaya diri dan terhindar dari kecemasan yang membuatnya mengisap jari.
Komunikasi
Ketika anak telah siap, beri ia penjelasan mengapa mengisap jari itu tidak baik. Anda juga bisa menjelaskannya lewat cerita-cerita, gambar atau video. Misalnya, ada kuman-kuman yang masuk lewat kuku dan tangan adik yang kotor.
Semoga berhasil ya, Moms.