Home
/
Telco

Mengenal Amazon Kuiper, Pesaing Starlink yang Bakal Masuk RI

Mengenal Amazon Kuiper, Pesaing Starlink yang Bakal Masuk RI

Aisyah Banowati20 May 2025
Bagikan :

Uzone.id Di tengah kemajuan teknologi saat ini, masih banyak orang yang masih kesulitan mengakses internet.  Kualitas koneksi yang buruk artinya terbatasnya akses ke sistem komunikasi modern, pendidikan, layanan kesehatan, hingga sumber daya lainnya.

Amazon lewat Project Kuiper berambisi untuk mengatasi masalah tersebut. Project Kuiper adalah rencana besar Amazon dalam membangun jaringan internet global berkecepatan tinggi dengan bantuan satelit agar semua orang bisa punya akses internet yang cepat dan murah. 




Kehadiran Project Kuiper secara terang-terangan telah menjadi pesaing baru bagi Starlink milik SpaceX dan penyedia telekomunikasi global lain seperti AT&T dan T-Mobile. Menyusul Starlink, Amazon Kuiper kini tengah mengajukan izin operasionalnya di Indonesia. 

Izin tersebut termasuk lisensi telekomunikasi dan hak peminjaman satelit yang sesuai regulasi terbaru yang memungkinkan perusahaan asing beroperasi dengan Nomor Induk Berusaha (NIB). 

Apabila telah resmi masuk ke Indonesia, dari sisi pemerintah sendiri berencana menjadikan Amazon Kuiper sebagai backbone koneksi internet di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). 





Mengenal Project Kuiper

Project Kuiper yang digagas Amazon menawarkan sebuah cara mengakses internet yang lebih cepat bagi konsumen rumahan, pemilik bisnis, dan organisasi pemerintah. 

Project ambisius ini bertujuan untuk menyediakan jangkauan global terutama kepada masyarakat terpencil di mana infrastruktur serta optik tradisional tidak memungkinkan mereka mendapatkan akses internet. 

Project Kuiper pertama kali diumumkan pada tahun 2019 dengan misi menyebarkan konstelasi 3.236 satelit ke orbit bumi rendah (low-Earth orbit atau LEO). Satelit-satelit tersebut ditempatkan dalam tiga lapisan orbit antara 590 kilometer dan 630 kilometer di atas bumi.

Awalnya, misi ini dijadwalkan pada 9 April 2025. Namun, karena cuaca buruk di lokasi peluncuran membuat Amazon harus menjadwalkan ulang peluncurannya. Kemudian, baru pada 29 April 2025, Amazon resmi memasuki pasar pita lebar satelit dengan meluncurkan 27 satelit pertama dari konstelasi Project Kuiper. 

Satelit-satelit tersebut menumpang di atas roket Atlas V milik United Launch Alliance (ULA) dari Cape Canaveral Space Force Station di Florida. Peluncuran ini menandai dimulainya investasi Amazon senilai 10 miliar dolar untuk pasar komunikasi satelit. 

Secara sederhana, Project Kuiper telah membangun konstelasi satelit LEO yang besar yang menyediakan internet pita lebar secara global. Satelit yang telah ditempatkan di orbit mengemban berbagai fungsi. Di antaranya:

  • Menyediakan koneksi internet latensi rendah yang cocok untuk streaming, layanan cloud, dan komunikasi.
  • Bekerja dengan terminal konsumen berbasis darat, terminal standar untuk rumah dan bisnis sedangkan terminal portabel adalah untuk penggunaan seluler atau pribadi. 

Sebagai catatan, terminal konsumen berbasis darat adalah sebuah perangkat yang akan dipakai oleh orang-orang di Bumi untuk bisa terhubung ke internet satelit Kuiper. Bentuknya kemungkinan mirip perangkat Wi-Fi. Sejauh ini, menurut informasi yang beredar, Amazon akan menjual terminal ini dengan harga kurang dari $400 dolar (sekitar Rp6.6 juta).


populerRelated Article