Berasa di Film Fiksi, 4 Destinasi Wisata ini Siap Menghipnotis Wisatawan
Sebelum ditinggalkan penduduknya pada tahun 1974, Pulau Hashima merupakan kawasan penambangan batubara bawah laut yang membentang di perairan barat daya Nagasaki, Jepang.
Di kota mati yang masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO ini kita dapat menemukan bangkai bangunan macam apartemen, rumah sakit, sekolah hingga kuil Shinto.Menginjakkan kaki di Pulau Hashima serasa hidup di film fiksi nan menyeramkan.
Selain Pulau Hashima, deretan tempat berikut juga sanggup mengingatkan kita pada latar adegan di film-film fiksi. Beberapa di antaranya dihimpun Suara.com di sini. Apa saja?
Teufelsmauer di Jerman
Sejak ditetapkan sebagai cagar alam pada tahun 1935, Devil's Wall atau Tebing Setan kini menjelma cagar alam tertua di Jerman.
Masyarakat setempat mengenalnya sebagai Teufelsmauer, formasi bebatuan kapur bertekstur keras yang membentang sepanjang 19 kilometer di kawasan Pegunungan Harz dari Blankenburg hingga Ballenstedt.
Dijuluki Tebing Setan sebab konon dahulu Tebing Teufelsmauer dan Pegunungan Harz digunakan para penyihir untuk berkumpul dan melakukan ritual kolektif. Bahkan mitos lain menyebut Teufelsmauer merupakan tebing yang dibangun para iblis.
Secara geologis, relief bebatuan di Teufelsmauer terbentuk akibat pergeseran lempeng tektonik dan erosi selama ribuan tahun.
Gua Waitomo Glowworm di Selandia Baru
Membentang sejauh 250 meter, aneka cahaya biru menghiasi dinding Gua Waitomo Glowworm. Stalagmit dan stalagtit gua kapur yang berada di Selandia Baru ini pun kian menawan.
Menyisir perairan gua menggunakan perahu, mudah kita terkesima sebab kelindan cahaya birunya nan memesona.
Usut punya usut, cahaya biru yang melekat di langit-langit Gua Waitomo berasal dari serangga langka dengan nama latin, Arachnocampa luminosa.
Masyarakat setempat akrab menyebutnya glowworm atau si cacing cahaya. Konon, ukuran serangga penghasil cahaya ini sebesar nyamuk.
Gua Waitomo Glowworm sendiri merupakan gua kapur yang diperkirakan terbentuk sejak 30 juta tahun silam.
Gua ini pertama kali ditemukan oleh peneliti asal Inggris, Fred Mace yang kala itu menyisir pedalaman Selandia Baru bersama kepala suku Maori, Tane Tinora.
Untuk dapat menikmati pesona cahaya di Gua Waitomo Glowworm, para wisatawan harus merogoh kocek sekitar NZD 48 atau setara Rp 380 ribu.
Menyisir Gua Waitomo Glowworm serasa menyambangi taman mimpi di Negeri Peri.
Wadi Rum Night Luxury Camp
Jika bermalam di kawasan dengan pesona alam memikat dengan hamparan vegetasi hijau nan asri terlalu mainstream, pernahkah terpikir olehmu bermalam di spot wisata unik? Di gurun misalnya?
Sensasi ini dapat kamu temukan saat menginap di Wadi Rum Night Luxury Camp yang menyuguhkan pesona gurun gersang dengan bebatuan merah yang melapisinya, sekilas menyerupai kondisi geografis Planet Mars.
Untuk bermalam di penginapan yang berada di Yordania ini, kita harus merogoh kocek sekitar Rp 2,7 juta per malam.
Para tamu akan menginap di kamar berbentuk gelembung transparan yang memungkinkan kita terhenyak tidur beratapkan jutaan bintang dan dipagari perbukitan merah nan eksotis.
Di dalam kamar berbentuk gelembung tersebut, terdapat pendingin ruangan sehingga udara panas di luar dapat teratasi.
Tak hanya itu, ranjang kamar pun dilengkapi tirai agar menjaga keintiman pasangan yang bermalam.
Bilik-bilik kamar berbentuk gelembung tersebut juga dilengkapi toilet dan kamar mandi layaknya penginapan pada umumnya.
Bermalam di kawasan ini serasa menginjakkan kaki di film science fiction, layaknya menyambangi Mars dan planet lain di luar bumi.
Berita Terkait:
- Uniknya Tokyo Tapioca Land, Taman Hiburan Bertema Serba Bubble Tea
- Inilah 5 Restoran Sushi Terbaik dan Murah di Jepang
- Begini Jadinya Kalau Kereta Api di Kyoto Ditumpangi Makhluk Mitologi Jepang
- Bocah 12 Tahun Nekat Kabur dari Rumah demi Wanita yang Ditemui di Game
- Ingin Rasakan Sensasi Makan Mewah Ala Restoran Jepang, Ini Tempatnya