Home
/
Digilife

60 Juta UMKM Diprediksi Minim Pembukuan Keuangan

60 Juta UMKM Diprediksi Minim Pembukuan Keuangan
Siti Sarifah30 September 2020
Bagikan :

Uzone.id - Sebanyak 60 juta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) diprediksi tidak memiliki pembukuan keuangan yang memadai. Hal ini mendasari sebuah startup lokal Indonesia membuat sebuah platform bernama BukuWarung.

Didirikan pada 2019, BukuWarung ingin membantu mengatasi kesenjangan layanan keuangan yang dialami oleh 60 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di seluruh Indonesia.

Meskipun memberikan kontribusi sekitar 60 persen terhadap GDP Indonesia sebesar US$ 1 triliun, para pelaku usaha ini masih tertinggal dalam hal transformasi digital yang saat ini telah mengubah ekosistem bisnis nasional.

Dikatakan pihak BukuWarung, tantangan utama yang dihadapi para pelaku usaha mikro adalah ketergantungan mereka pada proses-proses manual akuntansi dan pembayaran kembali. BukuWarung memperkirakan, pelaku usaha mikro yang telah menggunakan perangkat digital dalam mengelola bisnisnya berkisar kurang dari 10 persen.

Baca juga: Cerita Telkom Indonesia Melahirkan Divisi Multimedia Akhir 1996

Teknologi BukuWarung membantu mempercepat dan meningkatkan proses pembukuan dengan mencatat seluruh transaksi termasuk kredit, pengeluaran, penjualan, dan membantu merchant memeriksa arus kas melalui laporan bisnis.

Melalui BukuWarung, merchant menerima pengembalian 3x lebih cepat dan mengalami peningkatan arus kas berkat adanya pesan pengingat otomatis pembayaran yang dikirimkan oleh aplikasi.

"Hingga saat ini, BukuWarung telah melayani lebih dari 1.2 juta merchant di 750 wilayah di Indonesia. Melalui aplikasinya, perusahaan juga mencatat miliaran USD nilai transaksi kotor, yang tumbuh 100 kali di 2020.

Hal ini memantapkan BukuWarung sebagai accounting platform terbesar dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia," ujar Co-Founder BukuWarung Chinmay Chauhan, dalam keterangan resminya, Selasa, 29 September 2020.

BukuWarung juga mengumumkan perolehan pendanaan dari investor-investor terkemuka setelah lulus dari Y-Combinator.

Investor-investor yang terlibat pada babak pendanaan ini diantaranya Partners of DST Global, GMO Venture Partners, Soma Capital, HOF Capital, VentureSouq, dan barisan angel investor papan atas yang terdiri dari William Hockey (Plaid), Justin Mateen (Tinder), Rahul Vohra (Superhuman), Scott Belsky (CPO Adobe), Josh Buckley, Manik Gupta (ex-CPO Uber), Sriram Krishnan (Spotify), Harry Stebbings (20VC), Nancy Xiao (Bond Capital), Alison Barr Allen (Fast), serta angel investor lain dari WhatsApp, Square, dan Airbnb.

populerRelated Article