Home
/
Health

6 Hal yang Meningkatkan Risiko Terkena Kista Ovarium

6 Hal yang Meningkatkan Risiko Terkena Kista Ovarium
Arinda Veratamala02 May 2017
Bagikan :

Perlu Anda ketahui bahwa setiap wanita berisiko untuk memiliki kista ovarium selama hidupnya. Kista ovarium adalah kantung yang berisi cairan yang diakibatkan dari penumpukan cairan selama ovulasi (saat ovarium (indung telur) wanita melepaskan sel telur).

Anda bahkan mungkin mempunyai kista ovarium saat menstruasi, namun Anda tidak menyadari karena seringnya kista ovarium hilang dengan sendirinya.

Faktor pemicu risiko kanker ovarium

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kista ovarium adalah:

1. Usia

Menurut U.S National Library of Medicine (NLM), wanita yang berusia di antara usia pubertas sampai menopause menempati risiko paling tinggi untuk terkena kista ovarium, karena pada masa ini wanita masih mengalami periode menstruasi. Pada saat wanita mengalami menstruasi, kista ovarium bisa saja terbentuk. Ini bukan menjadi masalah selama kista ovarium bisa hilang dengan sendirinya, tidak membesar, dan tidak menyebabkan gejala.

Kista ovarium jarang terjadi pada wanita setelah menopause. Namun, wanita yang sudah menopause dan mempunyai kista ovarium mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker ovarium.

Ada beberapa jenis kista ovarium yang dapat terbentuk sebelum wanita menopause. Namun, yang paling umum terjadi adalah jenis kista fungsional. Jenis kista fungsional ini terbagi menjadi dua, yaitu kista yang tumbuh pada folikel (tempat telur yang belum matang berkembang) atau biasa disebut kista folikel dan kista korpus luteum atau kista yang terbentuk di korpus luteum, setelah telur dilepaskan.

2. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Wanita yang memiliki sindrom ovarium polikistik mempunyai risiko kista ovarium yang lebih tinggi. Sindrom ovarium polikistik terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon bagi folikel dalam ovarium untuk melepaskan sel telur. Akibatnya, terbentuklah kista folikel. Sindrom ovarium polikistik juga dapat mengganggu produksi hormon pada wanita, sehingga banyak masalah yang dapat terjadi karena hal ini.

3. Endometriosis

Endometriosis terjadi saat bagian dari jaringan yang melapisi rahim (endometrium) terbentuk di bagian luar rahim, seperti pada tuba falopi, ovarium, kandung kemih, usus besar, vagina, atau rektum. Terkadang, kantung berisi darah (kista) terbentuk pada jaringan ini. Kista yang terbentuk karena endometriosis ini disebut dengan endometrioma. Kista ini dapat menyebabkan Anda merasa sakit saat berhubungan seksual dan selama periode menstruasi.

4. Obat penyubur kandungan

Obat penyubur kandungan biasanya dipakai untuk membantu Anda ovulasi (melepaskan sel telur). Seperti gonadotropin, clomiphene citrate, atau letrozole. Hal ini tentu dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh Anda. Sehingga, penggunaan obat penyubur kandungan juga dapat meningkatkan risiko kista ovarium, seringnya dalam jenis kista fungsional.

Penggunaan obat ini dapat menyebabkan terbentuknya kista dalam jumlah banyak dan dalam ukuran besar pada ovarium. Kondisi ini disebut dengan sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome).

5. Kemoterapi dengan tamoxifen

Wanita penderita kanker payudara yang pernah menjalankan kemoterapi dengan tamoxifen memiliki risiko kista ovarium yang lebih tinggi. Tamoxifen dapat menyebabkan terbentuknya kista ovarium fungsional. Namun, kista ini dapat hilang setelah pengobatan selesai.

6. Riwayat kista ovarium

Wanita yang mempunyai riwayat kista ovarium di keluarganya atau wanita yang sebelumnya pernah memiliki kista ovarium, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk memiliki kista ovarium.

The post 6 Hal yang Bisa Meningkatkan Risiko Anda Terkena Kista Ovarium appeared first on Hello Sehat.

populerRelated Article