Home
/
Health

5 Mitos Salah tentang Rambut Kemaluan

5 Mitos Salah tentang Rambut Kemaluan
Novita Joseph26 March 2017
Bagikan :

Banyak mitos dan fakta rambut kemaluan yang masih simpang siur kejelasannya. Ada yang katanya boleh, atau katanya tidak boleh melakukan sesuatu pada rambut kemaluan. Kesimpangsiuran ini menjadi banyak hal yang menjadi dipertanyakan. Yuk, simak mitos dan fakta rambut kemaluan yang bisa Anda simak di bawah ini.

Mitos dan fakta rambut kemaluan

1. Mitosnya, rambut kemaluan bisa mencegah penyakit kelamin

Faktanya justru menunjukkan kebenaran yang sebaliknya. Rambut kemaluan bisa berperan sebagai wadah berkembangbiaknya bakteri di kemaluan Anda. Sayangnya, banyak orang yang mengira bahwa rambut kemaluan juga dapat menghindarkan mereka dari yang namanya penyakit kutil kelamin. Padahal rambut kemaluan saja tidak cukup untuk melindungi Anda dari penyakit menular seksual, seperti yang dikatakan dermatolog dari New York, dokter Sejal Shah.

Disarankan untuk menjaga dan mencukur rapi bulu-bulu halus di alat vital Anda. Selain untuk estetika, bulu kemaluan yang terlalu lebat akan mengakibatkan gatal dan kuman akan mudah berkembang biak.

2. Mitosnya, rambut kemaluan bikin seks jadi kurang menyenangkan

Kalau mitos yang ini tidak selalu benar, tergantung dari bagaimana pandangan dan rasa seks itu sendiri dibuat oleh Anda dan pasangan. Banyak wanita yang berpikir kalau rambut kemaluan ini mengurangi rasa dari gesekan penetrasi yang akan masuk ke kemaluan mereka. Akhirnya banyak yang merasa kalau rambut-rambut ini cuma membuat seks jadi kurang terasa dalam nikmatnya. Padahal, tidak seperti itu.

Dokter Shah menyatakan, bahwa secara langsung tidak ada hubungannya rambut kemaluan dengan kenikmatan bercinta. Itu semua tergantung bagaimana rangsangan dan ketepatan stimulasi seks itu dilakukan.

3. Mitosnya, rambut kemaluan matching dengan warna rambut di kepala

Fakta rambut kemaluan yang satu ini jelas salah. Wendy Askew, seorang ginekolog dari Institute for Women’s Health mengatakan ini tidak benar. Tidak ada alasan ilmiah yang menyatakan keserasian antara warna rambut di kepala dengan rambut kemaluan. Untuk ketepatannya, Anda bisa membandingkan rambut di kepala dengan alis, itu baru akan sama. Tapi kalau untuk rambut kemaluan, alis dan rambut kepala, warnanya jelas tidak akan sama.

4. Mitosnya, rambut kemaluan tidak akan berhenti tumbuh

Faktanya, rambut kemaluan akan berhenti tumbuh pada saat tertentu. Umumnya, rambut kemaluan bisa tumbuh (sehabis dicukur, ya) sekitar 1 sampai 5 cm. Ini juga bergantung pada genetik seseorang, mengenai kepanjangan ukuran tumbuhnya rambut kemaluan. Nah, rambut kemaluan ini akan berhenti ketika seseorang menapaki batas usia tertentu. Untuk wanita biasanya setelah menopause, akan semakin halus teksturnya, tetapi juga akan semakin botak.

5. Mitosnya, kalau kulitnya sensitif tidak perlu memotong rambut kemaluan

Faktanya ini salah, seperti yang diungkapkan di awal, semakin lebat rambut kemaluan, akan semakin bagus untuk bakteri berkembang biak. Kalau Anda memiliki kulit sensitif (gampang terluka dan berdarah jika mencukur), Anda bisa melakukan alternatif lain, misalnya seperti waxing atau dengan metode laser. Atau Anda juga bisa menggunakan krim lembut sebagai alat bantu mencukur bulu-bulu halus Anda.

The post 5 Mitos yang Salah Tentang Rambut Kemaluan appeared first on Hello Sehat.

populerRelated Article