Home
/
Automotive

3 Tantangan Terbesar Honda Pasarkan Motor Listrik di Indonesia

3 Tantangan Terbesar Honda Pasarkan Motor Listrik di Indonesia
Bagja Pratama02 February 2019
Bagikan :

Foto: Uzone.id - Bagja

Uzone.id - Astra Honda Motor boleh aja mengklaim kalau hadirnya PCX elektrik sebgai tonggak baru era motor listrik di Indonesia. Namun, gak segampang itu..

Banyak tantangan yang harus diatasi Honda sebelum benar-bnar bisa menjual motor listrik secara massal di Tanah Air.

Setidaknya, dari sekian banyak kendala, beberapa sudah disolusikan, seperti misalnya jarak tempuh yang masih relatif pendek, disolusikan dengan konsep batre yang bisa dibongkar pasang, Honda menyebutnya Mobile Power Pack. Jadi macam tukar gas Elpiji atau Aqua galon.

Tapi setidaknya, masih ada 3 masalah dan tantangan terbesar Honda sebelum melesatkan era motor listrik di Indonesia. Apa aja?

Tonton video first ride review Honda PCX listrik disini:

Regulasi

Saat ini di regulasi yg ada hanya menjelaskan, yang bertenaga 800 watt pajaknya setara motor 125cc dan yg 1200 watt pajaknya setara motor 250cc.

Kita ambil contoh sebagai gambaran, pajak motor listrik Viar Q1 yang sudah lebih dulu dipasarkan, ternyata pajaknya mencapai Rp 7 juta. Padahal ini motor hanya berdaya 800 watt setara motor 50cc malah, sementara motor 250cc aja, pajaknya rata-rata Rp 500 ribuan.

Infrastruktur

Kemudian soal infrastruktur, yang seolah jadi kendala klise dari kendaraan listrik. Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) masih sangat jarang. Kalaupun ada, kemarin Pertamina baru meresmikan di kawasan Kuningan, Jakarta.

Memang, Honda PCX elektrik baterainya bisa copot pasang dan bisa beli kaya gas elpiji atau aqua galon, tapi butuh kemauan AHM mendistribusikan batrai sebanyak mungkin, di SPBU, di parkiran mall sampe di Alfamart kali. 

Sedangkan dalam waktu dekat ini, secara bertahap, stasiun penggantian baterai baru Jakarta dulu sebanyak 3 titik dan untuk layanan aftersales-nya 5 titik.

Baterai Mahal

Kendala lain yang gak kalah penting adalah biaya pengembangan dan penjualan baterai yang masih sangat mahal. Ini gak terjadi di Indonesia, tapi juga seluruh dunia.

Coba bayangkan, baterai PCX hybrid aja banderolnya Rp 10 jutaan, apalagi yang listrik, karena punya kapasitas lebih besar dan jumlahnya ada dua pula.

Honda sendiri mengakui tantangan terbesar setelah jarak tempuh adalah cost. Makin besar baterai makin mahal, dan butuh space yang juga besar.

Kalau dikira-kira, seandainya Honda menjual PCX elektrik ini, banderolnya barangkali bisa setara dengan Honda Forza, alias di kisaran Rp 70 jutaan—barangkali..

Tonton juga Review Isuzu Panther LV 2004, Begini Rasanya Setelah Belasan Tahun:

populerRelated Article