Home
/
Startup

2025, Butuh 110 Juta Pekerja Digital Di Indonesia untuk Dukung Perekonomian

2025, Butuh 110 Juta Pekerja Digital Di Indonesia untuk Dukung Perekonomian
Siti Sarifah17 March 2021
Bagikan :

Tan Lee Chew, Managing Director for ASEAN, Worldwide Public Sector, AWS (foto: AWS)

Uzone.id - Beberapa tahun ke depan, dunia akan semakin membutuhkan para pekerja digital. Bahkan di Indonesia, tahun 2025 nanti dibutuhkan sekira 110 juta pekerja digital untuk bisa mendukung perekonomian di tanah air, seiring menyelaraskan diri dengan dinamika perubahan teknologi di masa depan.

Hal ini terungkap dari riset yang dilakukan oleh AlphaBeta bekerja sama dengan Amazon Web Service (AWS). Riset bertajuk Unlocking APAC’s Digital Potential: Changing Digital Skill Needs and Policy Approaches menyebut, sebanyak 59 persen pekerja digital di Indonesia yang saat ini belum mengoptimalkan penerapan kecakapan mereka di bidang komputasi awan yakin bahwa nantinya di tahun 2025 jenis-jenis keahlian tersebut akan sangat dibutuhkan dalam pekerjaan mereka masing-masing.

"Laporan ini menyajikan beragam analisis mengenai jenis-jenis keahlian yang diterapkan oleh pekerja masa kini dan memprakirakan jenis-jenis keahlian digital yang nantinya akan sangat dibutuhkan oleh angkatan kerja dalam kurun waktu lima tahun mendatang di enam negara Asia Pasifik – Indonesia, Australia, India, Jepang, Singapura dan Korea Selatan," tulis laporan tersebut, seperti dikutip dari keterangan resmi pihak AWS, Rabu, 17 Maret 2021.

Baca juga: Mengenal Andy Jassy, Calon Bos Baru Amazon Pengganti Jeff Bezos

Selain dari negara-negara lain, riset juga melibatkan lebih dari 500 pekerja digital di Indonesia yang disusun dari wawancara dengan sejumlah pakar teknologi, pemimpin bisnis, hingga para pembuat kebijakan. Dari riset tersebut terungkap bahwa pekerja-pekerja yang sudah mempunyai keahlian di bidang digital baru mencapai 19 persen dari seluruh angkatan kerja yang ada di Indonesia.

"Di sisi lain, untuk mendukung perekonomian dibutuhkan lebih dari 110 juta pekerja digital baru di tahun 2025 agar mampu selaras dengan setiap dinamika perubahan teknologi di masa depan," ujar Tan Lee Chew, Managing Director for ASEAN, Worldwide Public Sector, Amazon Web Services.

Laporan ini juga menyoroti akan pentingnya penguasaan beragam jenis keahlian bagi Indonesia, seperti komputasi cloud, serta menyampaikan bahwa jenis-jenis kecakapan seperti cloud architecture design, cybersecurity, large-scale data modeling, web/software/game development, dan software operations support akan menjadi primadona dan paling dibutuhkan di tahun 2025.

Rata-rata pekerja Indonesia juga nantinya perlu mengembangkan tujuh kecakapan digital mutakhir dalam kurun waktu lima tahun ke depan agar mereka mampu selaras dengan dinamika perkembangan dan kebutuhan teknologi di masa depan, yang mencakup sejumlah kecakapan digital dasar, seperti mulai memelajari bagaimana menggunakan platform komunikasi daring, perangkat lunak untuk mendukung kolaborasi, hingga kecakapan-kecakapan digital tingkat lanjut, seperti desain arsitektur cloud. Dibutuhkan sekitar 946 juta pelatihan kecakapan digital atau digital skill training di tahun 2025 agar tercapai pertumbuhan ekonomi yang kian inklusif.

Baca juga: AWS Prioritaskan Keamanan Pengguna

Riset ini menyoroti pentingnya penguasaan di bidang cloud bagi sektor-sektor nonteknologi, seperti manufaktur, terlebih setelah dicanangkannya visi ‘Making Indonesia 4.0’ melalui percepatan realisasi pengadopsian digital. Menurut riset ini pula, 43 persen pekerja digital di sektor manufaktur juga meyakini bahwa akan dibutuhkan kecakapan baru di bidang desain arsitektur cloud yang wajib mereka kuasai, seiring meningkatnya pengadopsian teknologi di sektor tersebut dalam mendukung terwujudnya rantai suplai yang kian optimal, serta menimbang kondisi peranti-peranti yang ada saat ini.

Bahkan, 48 persen pekerja digital di sektor manufaktur yang saat ini belum menguasai kecakapan di bidang pemodelan data dalam skala besar yakin bahwa, nantinya di tahun 2025, mereka perlu mengantongi jenis keahlian seperti ini. Insight yang mereka dapatkan dari data dan analitik akan membantu sektor manufaktur dalam menentukan waktu yang tepat dalam melakukan pemesanan di rantai suplai industri. Teknologi ini mendukung mereka dalam memperhitungkan kebutuhan untuk melakukan perawatan mesin atau pemeliharaan perangkat yang lebih antisipatif.

Baca juga: Tips Bikin Instagram Story dengan Warna Latar Sesuka Hati

Dalam rangka mendukung angkatan kerja Indonesia dalam mengembangkan kecakapan di bidang cloud, AWS bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, sebagai bagian dari inisiatif nasional Merdeka Belajar, turut mendukung revitalisasi kurikulum di lima universitas terkemuka dalam negeri. Kelima universitas tersebut akan mengintegrasikan konten edukasi yang dirancang oleh AWS ke dalam kurikulum, di mana siswa nantinya akan bisa memelajari dasar-dasar mengenai komputasi awan dan teknologi-teknologi terkait, seperti keamanan siber, analitik data, machine learning, hingga Internet of Things (IoT).

AWS sendiri telah menghadirkan serangkaian kegiatan pelatihan gratis yang mencakup lebih dari 80 kursus gratis dalam Bahasa Indonesia, laboratorium interaktif, dan sesi-sesi pelatihan virtual yang bisa diakses melalui tautan AWS Training and Certification. AWS juga menawarkan kepada siswa konten pembelajaran mandiri secara daring mengenai jejak karir di bidang cloud yang mengulas mengenai karir-karir yang banyak diminati saat ini, seperti cloud engineer, cybersecurity specialist, machine learning scientist, maupun data scientist.

populerRelated Article